Terduga teroris, Dikenal Pintar dan Mudah Mencari Pekerjaan
ORANBERNAS.ID--Pasangan suami istri Markino (47) dan Sukiyem (45), warga desa Ngunut, Playen Gunung Kidul, ternyata adalah warga Purworejo. Kedua terduga teroris tersebut, ditangkap Densus 88, Rabu (20/11/2019).
Orang tua Markino, merupakan warga Purworejo. Markino sendiri merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Pawirorejo (74) dan Keminah (69), warga Dusun Sutoragan, Desa Sumbersari, Butuh, Purworejo.
“Saya tahunya Markino itu cari nafkah di Gunungkidul untuk mencukupi anak dan istrinya. Kalau sampai seperti ini (ditangkap Densus 88-red), saya sama sekali tidak menyangka,” kata Keminah di rumahnya, Kamis (21/11/2019).
Dia berharap, urusan anaknya segera selesai agar Marino bisa kembali mencari nafkah untuk anaknya.
Pawirorejo, ayah dari Marino terduga teroris.(istimewa)
Atas kejadian tetsebut, Keminah, sangat terpukul. Bahkan di depan pewarta yang menyambangi rumahnya, ibu 4 anak tersebut, terkulai lemas dan tak sadarkan diri.
Sedangkan Pawirorejo menilai, Markino terlihat pintar dan pandai mengaji sejak kecil.
“Anaknya pintar. Sering dapat juara di kelas dan pinter mengaji juga. Lomba qiro' juga dapat juara. Terakhir pulang sebelum Lebaran tahun ini, pas Bulan Puasa,” tuturnya.
Kepala Desa Sumbersari, Yusak (47), membenarkan bahwa Markino dulu merupakan warga Desa Sumbersari. Setelah menikah, Markino tinggal bersama istrinya di Dusun Ngunut Tengah, Desa Ngunut, Kecamatan Playen, Gunungkidul.
“Dulu malah yang bersangkutan pernah satu kelas pas di SD dan SMP dengan saya. STM-nya beda. Namun sudah lama tidak tinggal di sini karena ikut istrinya di Gunungkidul. Paling pulang kalau pas Lebaran saja,” jelasnya.
Teman Markino lainnya, Slamet, menceritakan dulu dia dan Markino teman sekolah saat di bangku SMP dan STM.
“Marino orangnya pintar,” ucap Slamet.
Bahkan dalam tes seleksi kerja, Marino mendaftar di tiga tempat, diterima semua. “Saya sempat satu kontrakan ketika sama-sama kerja di Bekasi,” terang dia.
Namun, setelah Marino punya istri tempat tinggalnya pisah. Dan di tahun 1998, Marino kena PHK dan memutuskan pulang kampung. (SM)