Teknologi Digital dan AI Mendukung Keberlanjutan Pertanian di DIY
Sektor pertanian di DIY juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Sektor pertanian di DIY memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut data institusi pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), sektor pertanian mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,13 persen pada kuartal kedua tahun 2023.
Sektor ini juga menjadi salah satu dari lima sektor utama yang mendominasi struktur PDRB DIY, bersama dengan industri, akomodasi, informasi dan komunikasi, serta konstruksi, yang menyumbang sekitar 51,48 persen dari PDRB.
Namun, sektor pertanian di DIY juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi di masa depan.
"Salah satu tantangan terbesar adalah penurunan luas lahan pertanian yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konversi lahan, pembangunan infrastruktur, dan kebutuhan masyarakat lainnya," kata Hery Sulistio Hermawan, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian DIY saat Konferensi Tahunan TPB/SDGs 2023, Selasa (7/11/2023), di Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Penurunan luas lahan pertanian tersebut berdampak pada sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, mengingat lahan pertanian memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang inovatif dan efektif untuk mengatasi tantangan tersebut.
ARTIKEL LAINNYA: Pemkab Sleman Meraih Penghargaan Bhumandala 2023
"Salah satu solusi yang telah diterapkan oleh masyarakat DIY adalah adopsi teknologi digital dan AI (kecerdasan buatan) dalam sektor pertanian," lanjutnya.
Teknologi digital dan AI merupakan teknologi yang memanfaatkan data, algoritma dan komputasi untuk memberikan layanan, informasi dan solusi yang lebih baik bagi pengguna. Teknologi digital dan AI telah digunakan dalam berbagai aspek dalam pertanian, seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, irigasi, transaksi dan bantuan pangan.
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi digital dan AI dalam pertanian adalah penggunaan drone untuk pemupukan lahan. Drone dapat membawa pupuk dan menyebarkannya ke lahan pertanian dengan lebih cepat dan akurat daripada metode manual.
"Drone juga dapat menghemat biaya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemupukan," kata dia.
ARTIKEL LAINNYA: DPRD DIY Mendukung, Lanud Adisutjipto dan Pemda DIY Kerja Sama Percepatan Gerakan Tanam Padi
Selain itu, penggunaan drone juga diterapkan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman (OPC), serta dalam sistem irigasi menggunakan smartphone di Jogja Agro Park.
Di Jogja Agro Park, penggunaan drone untuk OPC dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida atau insektisida ke tanaman yang terinfeksi hama atau penyakit. Drone dapat mendeteksi lokasi dan tingkat infeksi tanaman dengan menggunakan kamera dan sensor yang terpasang di drone. Drone juga dapat menyesuaikan dosis dan jarak semprotan sesuai dengan kondisi tanaman.
Selain itu, digitalisasi transaksi juga terlihat dalam pasar tani yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan pembayaran secara elektronik. Di DIY, terdapat beberapa pasar tani yang telah menggunakan teknologi digital dan AI, seperti Pasar Tani Digital di Kabupaten Bantul, Pasar Tani Online di Kabupaten Kulonprogo, dan Pasar Tani Smart di Kabupaten Gunungkidul.
Di pasar tani ini, masyarakat dapat melakukan pembayaran secara elektronik dengan menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh pihak pasar tani.
Semua inisiatif digital yang telah dilakukan oleh masyarakat DIY menunjukkan peran teknologi digital dan AI dalam mendukung pertanian dan keberlanjutan masyarakat.
ARTIKEL LAINNYA: Mutasi Rajalele Klaten, Padi Gamagora UGM Ditanam di Ngawi
Teknologi digital dan AI dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi berbagai aspek dalam pertanian, seperti produktivitas, kualitas, efisiensi, dan kesejahteraan.
Teknologi digital dan AI juga dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, seperti penghematan sumber daya, pengurangan polusi, dan pelestarian ekosistem.
Oleh karena itu, adopsi teknologi digital dan AI dalam sektor pertanian di DIY merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk menghadapi tantangan di masa depan. Teknologi digital dan AI dapat menjadi mitra bagi masyarakat DIY dalam menjaga dan meningkatkan potensi sektor pertanian di wilayah ini.
Dr Budi Prawara mewakili Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN menambahkan, Teknologi AI dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi pemborosan sumber daya, dan menciptakan solusi berkelanjutan.
Teknologi ini dapat digunakan dalam berbagai aspek pertanian dan ketahanan pangan, seperti produksi tanaman dan ternak, manajemen, pemrosesan, dan distribusi makanan, serta pengambilan keputusan strategis dan kebijakan pangan.
ARTIKEL LAINNYA: Sendangrejo Sleman Kawasan Pertanian Padi Sehat Ramah Lingkungan
"Dalam produksi tanaman, teknologi AI dapat membantu dalam pemilihan benih unggul dengan memprediksi kondisi iklim dan cuaca. Sebagai contoh, dalam klasifikasi jenis daun teh yang beragam, teknologi Computer Vision memungkinkan pembuatan aplikasi untuk mengidentifikasi jenis daun teh yang baik," jelasnya.
Selain itu, AI juga dapat digunakan dalam monitoring tanaman, kualitas tanah, prediksi cuaca, pemantauan penyakit tanaman, dan dalam siklus pengambilan keputusan.
"Teknologi AI juga mencakup manajemen sisa atau limbah makanan. Sebagian besar limbah makanan, sekitar 20 persen dari yang dikonsumsi, dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti pakan ternak," kata dia.
Teknologi AI juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis dan kebijakan pangan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
AI dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang berkaitan dengan pertanian dan ketahanan pangan, seperti data produksi, konsumsi, harga, stok, impor dan ekspor.
ARTIKEL LAINNYA: Patbo Super Teknologi Padi Organik Hemat Air, Anggota Dewan Harus Peduli Pertanian
"AI juga dapat digunakan untuk membuat model, simulasi, dan prediksi yang dapat membantu dalam perencanaan, evaluasi, dan pengawasan kebijakan pangan," tambahnya.
Namun, untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi AI, Indonesia membutuhkan beberapa komponen penting, yaitu data, infrastruktur, dan talenta digital. Data merupakan sumber informasi yang diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi AI.
Menurut dia, infrastruktur merupakan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan dan penerapan teknologi AI. Talenta digital merupakan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dan keterampilan dalam bidang AI.
Ada beberapa komponen penting yang dapat membantu Indonesia meningkatkan peringkatnya dalam penguasaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Yang pertama terkait dengan data, kemudian yang kedua adalah infrastruktur.
Saat ini, peranan telekomunikasi, jaringan, dan internet sangat penting karena tanpanya kita tidak dapat mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan buatan. Komponen yang tak kalah penting adalah talenta digital.
"Talenta digital ini merujuk pada individu yang akan berperan dalam perkembangan teknologi AI. Bagaimana kita dapat meningkatkan kapasitas generasi muda, termasuk anak-anak, sejak usia dini," ujarnya.
Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan koordinasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, akademisi, peneliti, petani, dan masyarakat. Selain itu, diperlukan juga peningkatan kapasitas dan keterampilan dalam bidang AI, serta pengembangan infrastruktur dan data yang memadai.
"Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi AI sebagai salah satu solusi berkelanjutan untuk pertanian dan ketahanan pangan," tandasnya. (*)