Patbo Super Teknologi Padi Organik Hemat Air, Anggota Dewan Harus Peduli Pertanian

Patbo Super Teknologi Padi Organik Hemat Air, Anggota Dewan Harus Peduli Pertanian
Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Amir Syarifudin, bersama narasumber dan peserta bedah di Pendopo Kasunyatan Kalurahan  Munthuk Dlingo Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Amir Syarifudin, mengatakan saat ini sangat dibutuhkan anggota dewan yang peduli dan memahami dunia pertanian. Sebab Indonesia adalah negara agraris, maka pertanian harus menjadi salah satu tumpuan dalam rangka terciptanya ketahanan pangan nasional.

"Kita saat ini membutuhkan anggota dewan yang peduli dan paham pertanian. Terjun langsung dan tahu apa yang menjadi keinginan para petani kita serta mampu menyuarakannya," kata Amir saat bedah buku berjudul “Patbo Super” Teknologi Budidaya Padi Berbasis Organik dan Hemat Air di Sawah Tadah Hujan, Jumat (26/5/2025), di Pendopo Kasunyatan Kalurahan Munthuk Dlingo Bantul.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD DIY ini tampil sebagai narasumber bedah buku bersama penulis buku Heru Susanto MSc, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta praktisi pertanian, Nur Kholis Majid STP.

“Diharapkan  dengan adanya kepedulian dari wakil rakyat, maka pertanian semakin maju dan membawa kesejahteraan. Swasembada pangan nasional bisa terwujud,” kata Amir.

Heru Susanto mengatakan, Patbo Super merupakan salah satu teknologi budi daya padi yang memanfaatkan sumber bahan organik lokal berupa jerami, pupuk kandang atau kompos.

Peran bahan organik ini sangat penting dalam meningkatkan efisiensi pemupukan dan meningkatkan kemampuan tanah menahan air, selain sebagai sumber hara. Patbo Super merupakan teknologi budi daya berbasis organik dan hemat air pada lahan sawah tadah hujan.

"Buku ini saya tulis dari pengalaman saya sepuluh tahun di Jawa Barat. Bukunya mudah dipahami dan gampang diaplikasikan. Harapannya hasil pertanian lahan tadah hujan bisa meningkat dan maksimal. Dalam setahun petani tadah hujan panen sekali dan hanya kadang-kadang dua kali. Dengan menerapkan Patbo Super semoga panen selalu bisa dua kali dalam setahun," kata Heru.

Bedah buku di Pendopo Kasunyatan Kalurahan Munthuk Dlingo Bantul, Jumat (26/5/2025). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Dengan demikian persoalan pangan bisa diatasi mengingat jumlah penduduk semakin banyak. Pada sisi lain lahan pertanian terus menyusut. Contoh, Bantul dalam setahun terjadi penyusutan lahan 40 hektar.

"Maka intensifikasi pertanian adalah salah satu solusi untuk  menuju pada ketahanan pangan nasional, sesuai harapan kita bersama. Ancaman kerawanan pangan juga tidak terjadi," katanya.

Sedangkan Nur Kholis mengatakan, untuk mendapat hasil pertanian yang bagus harus dilaksanakan panca usaha tani. "Panca usaha tani meliputi pemilihan bibit yang unggul, pengolahan tanah dengan baik, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit tanaman serta pengairan atau sistem irigasi yang baik," katanya.

Hari Setiawan SIP dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY mengatakan, bedah buku bekerja sama dengan DPRD DIY.

"Hari ini adalah bedah buku ke-77 dari total 172 bedah buku di tahun 2023. Jadi hampir separo perjalanan," katanya. Buku yang dibedah tentu adalah buku yang sesuai dengan minat dan kondisi masyarakat.

Bedah buku selain menambah ilmu dan wawasan, juga meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Saat ini DIY berada pada urutan pertama budaya literasi di tanah air. (*)