Tanamkan Wawasan Kebangsaan di Kalangan Generasi Milenial
KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- Wawasan kebangsaan dan cinta tanah air wajib ditanamkan di kalangan generasi milenial. Hal itu perlu dilakukan mengingat kuatnya arus media sosial yang berpotensi mempengaruhi pola pikir mereka.
"Dikhawatirkan bisa terjadi degradasi kecintaan tanah air terhadap bangsa sendiri yang dialami kalangan generasi milenial, karena masuknya pengaruh arus media sosial yang begitu luar biasa," kata Stefanus Sukirno, anggota Komisi A DPRD Jateng, Selasa (10/5/2022).
Sehubungan dengan digelarnya diskusi mengenai revitalisasi paham kebangsaan generasi milenial, belum lama ini, dia menyampaikan arus sosial media begitu cepat dan kuat.
Selain Stefanus Sukirno, hadir sebagai pembicara pada kesempatan itu Kepala Badan Kesbangpol Jateng, Haerudin dan akademisi Undip, Turtiantoro.
Anggota Komisi A DPRD Jateng, Stefanus Sukirno. (istimewa/dokumentasi Humas DPRD Jateng)
"Kuatnya arus media sosial yang begitu cepat, terutama budaya dari luar bisa mempengaruhi generasi milenial bahkan dikhawatirkan mengurangi rasa kebangsaan bernegara," tambah Sukirno.
Apalagi melalui medsos dikhawatirkan generasi milenial mudah disusupi doktrin intoleran dan pengaruh pemikiran transnasional dan bisa berakibat akan adanya perpecahan.
"Untuk itu menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, instansi terkait dengan masyarakat untuk melakukan pencegahan, supaya wawasan kebangsaan tetap tertanam di generasi milenial," sambungnya.
Menurutnya, sosial media dan kecanggihan teknologi dalam jaringan bagai pisau bermata dua, selain bisa sebagai sarana pembelajaran akan tetapi bisa menjadi alat doktrin paham radikalis.
Penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaan seperti pemahaman Pancasila bisa menjadi tameng utama bagi generasi milenial.
"Mengingat derasnya arus budaya asing bisa membuat orang enggan mempelajari lebih dalam masalah wawasan kebangsaan," tegas Sukirno.
Kepala Badan Kesbangpol Jateng, Haerudin. (istimewa/dokumentasi Humas DPRD Jateng)
Merujuk hasil survei, Kepala Badan Kesbangpol Jateng, Haerudin, dalam kesempatan tersebut menilai masyarakat Jateng masih menunjukkan rasa toleransi dan kebangsaan cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Jadi untuk meningkatkan rasa nasionalisme yang tinggi maka pengenalan wawasan kebangsaan harus menjadi konsumsi harian," tandas Haerudin.
Pihaknya telah melakukan survei bersama instansi dan akademisi mendapatkan hasil bahwa rasa nasionalis juga toleransi di Jateng sangat baik.
"Hal tersebut juga didorong narapidana eks teroris (eks napiter) banyak mulai mencintai Indonesia dan dorongan rasa nasionalis yang tinggi,” terangnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Undip, Turtiantoro. (istimewa/dokumentasi Humas DPRD Jateng)
Sementara itu, Turtiantoro mengatakan wawasan kebangsaan menyangkut pola pikir dan nilai-nilai rasa nasionalis harus tertanam dalam diri masing-masing masyarakat terutamanya generasi milenial.
Agar generasi milenial mampu meningkatkan rasa nasionalis tinggi maka kemas pengenalan wawasan kebangsaan menjadi menarik.
“Kemas secara kreatif agar bisa mengubah pola pikir bahwa Indonesia punya sejarah panjang dalam memperjuangkan negara, karena keberagaman pulalah membuat rasa toleransi yang tinggi dan harus dijaga bersama-sama,” jelasTurtiantoro, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Undip itu. (adv-anf)