Ketoprak Pejabat, Pentas Seni yang Digagas Sultan HB X menjadi Sarana Interaksi

Ketoprak Pejabat, Pentas Seni yang Digagas Sultan HB X menjadi Sarana Interaksi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Para pejabat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tampil pada satu panggung tradisi bernama Ketoprak Pejabat. Kesenian tradisional yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X ini akan dipertontonkan untuk masyarakat umum secara gratis di Plaza SO 1 Maret, Sabtu (3/12/2022).

Dengan mengangkat tema Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa, pentas ketoprak ini menghadirkan kolaborasi pejabat, akademisi, budayawan dan masyarakat. Event itu diharapkan mampu menjadi media seni dan sarana berinteraksi serta sarana berkomunikasi antara pejabat dengan masyarakat.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada saat menyaksikan latihan ketoprak pejabat, Senin (28/11/2022), di Aula Bima Kantor Disbud DIY mengatakan, selain sebagai sarana berinteraksi antara pejabat dan rakyat, pentas ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat masyarakat dalam mengapresiasi seni.

Sultan sengaja memberikan kebebasan terkait bahasa dialog yang akan digunakan selama pementasan. Baginya, kesepahaman bahasa yang digunakan dapat meningkatkan interaksi antara pemeran dengan penonton.

"Jangan beranggapan kalau guyon dengan bahasa Indonesia itu salah. Sampun ngantos (jangan sampai) publik hanya karena tidak tahu apa yang ditertawakan. Hal ini tujuannya agar membangun interaksi tidak susah," kata Sultan HB X.

Dia berharap pejabat dan pemain yang terlibat dapat menciptakan atmosfer yang nyaman sehingga publik bisa menikmati penampilannya. "Mboten sah pekewuh. Coba saja improvisasi, bebas saja karena memang amatir, tidak ada masalah," pesan Ngarsa Dalem.

Gubernur DIY tersebut menekankan kembali pentingnya interaksi yang terbangun antara pejabat dan masyarakat. Seni, menurut dia, dapat menjadi sarana yang baik untuk bisa menciptakan keakraban.

“Yang kita coba bangun itu interaksi dan rutin, yang penting itu. Nggak usah kaku. Mereka pejabat dari TNI Polri perlu partisipasi supaya lebih dikenal publik salah satunya lewat berkesenian, belajar solah bawa (sikap), karena berkesenian itu tidak ada salah dan benar. Makanya pejabat yang terlibat, saya terima kasih semoga nantinya malah ingin main lagi,” ujar Ngarsa Dalem.

Sutradara Ketoprak Pejabat, Bambang Paningron, menyatakan pentas ketoprak tersebut menjadi momentum yang sangat bagus karena melibatkan banyak pejabat publik.

“Bisa memberikan masukan kepada beliau di posisi-posisi strategis, bagi masyarakat dan yang menduduki posisinya diingatkan untuk selalu memelihara kejujuran dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak sewajarnya," ucapnya.

Paningron sengaja memilih cerita yang ringan namun relevan dengan keseharian masyarakat, terlebih sebentar lagi akan ada riuh pemilihan umum 2024.

Dia menganologikan pesta demokrasi tersebut dengan cerita pemilihan lurah yang dibalut dengan intrik dan pesan-pesan moral.

"Cerita yang diangkat pada pementasan ketoprak ini terkait dengan kejujuran dan kerukunan. Tema ini dipilih untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Latar belakangnya adalah tahun politik menjelang Pilpres 2024," tambahnya.

Beberapa pemain ingin tampil dengan dialog yang sedikit atau tanpa dialog. “Tapi karena rekues tersebut mereka saya kasih yang banyak dialognya," ujar Paningron.

Inilah kesempatan untuk menguji mereka tampil dan menghafal dialog. “Meskipun mereka adalah pejabat-pejabat yang cerdas, belum tentu di panggung ketoprak juga bisa cerdas seperti keseharian mereka," kata dia.

Anggota Dewan Kebudayaan DIY ini juga menyebut ketoprak merupakan sarana yang tepat untuk mendekatkan pejabat dengan rakyat. Ini karena ketoprak adalah seni tradisi yang paling dekat dengan masyarakat. Bahasa pementasan juga akan menggunakan bahasa Indonesia.

“Karena pejabat di DIY tidak semua fasih berbahasa Jawa dan yang terlibat juga bukan hanya etnis Jawa, akan ada kolaborasi budaya yang akhirnya muncul karena pertemuan di panggung ketoprak pejabat ini," tandasnya.

Ketoprak Pejabat ini akan diperankan antara lain oleh Rektor UGM, Kepala Pengadilan Tinggi Yogyakarta, Kajati, Kapolda DIY, Bupati Gunungkidul, Wakil Bupati Bantul, Kadinpar DIY, Danlanud, Danlanal dan Walikota Yogyakarta. (adv)