Tak Ingin Petani Berat Menanggung Risiko, Jasindo Perkuat Program AUTP 

Tak Ingin Petani Berat Menanggung Risiko, Jasindo Perkuat Program AUTP 
Lahan pertanian padi di Jawa Tengah. (Pemprov Jateng)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Asuransi Jasindo akan terus memperkuat program pemerintah AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Selain sebagai penugasan dari pemerintah, program ini diharapkan akan membantu petani mengurangi beban risiko, ketika menghadapi gagal panen lantaran berbagai sebab.

Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Indonesia adalah negeri agraris. Eksistensi petani jadi perhatian pemerintah, dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan petani.

Untuk mencapai hal tersebut, perlu perlindungan terhadap petani dari risiko yang biasa dihadapi, seperti serangan hama, banjir, dan kekeringan,” katanya, Jumat (26/7/2024) petang.

Sejak Oktober 2015, Asuransi Jasindo dan Kementerian Pertanian menghadirkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani dari risiko-risiko di atas, dan meningkatkan daya saing usaha petani padi.

Hal ini sejalan dengan amanat yang tertuang dalam Undang-undang (UU) Nomor 19 tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, khususnya pelaksanaan strategi perlindungan petani melalui asuransi pertanian.

Representative Office Manager Semarang, Dani Anggorowati menambahkan, program AUTP di wilayahnya terus mengalami tren meningkat. Sempat turun lantaran pandemic Covid-19, perlindungan asuransi untuk petani di Jawa Tengah kembali meningkat di 2023 dan 2024.

“Kami bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov Jateng. Saat ini sudah mencapai 11.150 hektar,” katanya.

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema Widayana mengatakan, perlindungan asuransi terhadap sektor pertanian, sangat dirasakan manfaatnya bagi para petani pejuang pangan. 

Ia mencontohkan, saat banjir besar di Demak beberapa waktu lalu, pemilik lahan pertanian sudah pasti menanggung risiko besar lantaran gagal panen.

“Di situlah pemerintah melalui Jasindo hadir untuk mencover risiko petani,” katanya.

Namun menurut Bre begitu ia biasa dipanggil, masih perlu proses lebih untuk mengenalkan asuransi kepada masyarakat, termasuk kalangan petani. Ia mengakui, literasi keuangan menjadi bagian penting, dalam upaya mendorong masyarakat termasuk kalangan petani agar lebih mampu mendorong dan mengamankan usaha mereka ke depannya.

"Kita tahu, belakangan perubahan iklim menjadi hal tak terhindarkan dan mendatangkan risiko lebih besar bagi kita, termasuk petani. Jadi selain terus mengupadte pengetahuan dan cara atau strategi bertani menyesuaikan dengan perubahan iklim, upaya untuk meminimalkan risiko dengan memberikan proteksi, menjadi hal penting yang tak boleh ditinggalkan,” pungkasnya. (*)