Sultan HB X Hadiahi Raja Belanda Blangkon Perak

Sultan HB X Hadiahi Raja Belanda Blangkon Perak

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Melengkapi kunjungannya ke Indonesia, Raja Belanda Willem Alexander bersama Ratu Maxima berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Rabu (11/3/2020).

Kedatangan mereka disambut putri Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Regol Keben atau Sri Manganti. Empat dari lima putri Sultan yang menyambut tamu itu adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu dan GKR Maduretno.

Selanjutnya dengan diiringi putri Keraton Yogyakarta, pasangan nomor satu di Negeri Kincir Angin ini diantar menemui Sri Sultan HB X dan GKR Hemas yang siap menyambut di Regol Donopratopo Keraton Yogyakarta,  kemudian bersama-sama menuju Gedhong Jene.

Kurang lebih 15 menit melakukan pertemuan tertutup di Gedhong Jene, kedua petinggi kerajaan ini keluar ke teras bangunan megah berwarna kekuningan ini untuk saling bertukar cenderamata.

Tampak Raja Willem Alexander didampingi Ratu Maxima memberikan cenderamata berbungkus warna biru tua. Sementara Sri Sultan HB X didampingi GKR Hemas memberikan sebuah blangkon perak dalam sebuah kotak kaca.

Gedhong Jene merupakan Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII. Bangunan ini identik dengan arsitektur yang unik dan cat yang berwarna kekuningan.

Dulunya, Gedhong Jene dipergunakan sebagai tempat tinggal raja yang bertahta. Saat ini, pada masa pemerintahan Sri Sultan HB X, bangunan ini dipergunakan sebagai tempat untuk menerima tamu penting.

Dari Gedhong Jene, kedua pasang pemimpin kerajaan ini menuju Bangsal Kencana untuk menyaksikan tarian Beksan Lawung Ageng.

Tarian ini merupakan tarian pusaka milik Keraton Yogyakarta ciptaan Sri Sultan HB I (1755-1792) yang terinspirasi watangan, yaitu latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa itu.

Dalam komposisi aslinya, Tarian Beksan Lawung Ageng ini berdurasi 5 jam. Tarian ini masih menempati posisi khusus sebagai bagian dari upacara kenegaraan. Dalam upacara penyambutan tamu kehormatan, Beksan Lawung Ageng ditampilkan selama kurang lebih 25 menit saja.

Usai menyaksikan Beksan Lawung Ageng, Sri Sultan HB X  melakukan perjamuan makan siang bersama Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima. Dalam jamuan makan tertutup selama satu jam ini tidak ada pembicaraan khusus antara pemimpin kedua kerajaan ini.

"Ya hanya (bicara) kenangan saja. Dulu beliau (Raja Willem Alexander) pernah ikut ibunya pada waktu ke sini (Keraton Yogyakarta). (Waktu kunjungan) Ratu Beatrix itu kan pangeran Willem ikut. Jadi sekarang posisinya beda, beliau datang ke sini sebagai Raja," kata Sri Sultan HB X usai melepas Raja dan Ratu Belanda di Regol Donopratopo Keraton Yogyakarta.

Sultan juga mengaku tidak memperhatikan cenderamata yang diiterimanya dari Raja Willem. "Wah aku ora ngrasakke e, kan ditutup belum saya buka," kata Sultan. (sol)