Sulitnya Membiasakan Masyarakat Memilah Sampah

Sulitnya Membiasakan Masyarakat Memilah Sampah

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari. Momentum ini sekaligus wujud semangat pemerintah meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah.

Melalui peringatan HPSN tahun ini, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengajak seluruh masyarakat berupaya menjaga kelestarian alam dan mewujudkan lingkungan hidup yang bersih serta nyaman bagi kehidupan.

"Dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, dapat mendorong dan memotivasi masyarakat untuk mengelola sampah sehingga terwujud Sleman yang sehat, cerdas, sejahtera dan berdaya saing," ungkap Kustini, Selasa (21/2/2023).

Pihaknya juga telah membuat surat edaran untuk mengurangi dan memilah sampah kepada 17 kapanewon, instansi, sekolah, pasar, tempat wisata dan sebagainya. Upaya ini sebagai wujud nyata menekan volume sampah di Bumi Sembada.

"Kita telah buat edaran sebagai penguat dari instruksi Bupati Sleman No.30/2022 tentang Gerakan Pilah Sampah. Kita ingin ini menjadi gerakan bersama seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama peduli sampah," jelas Kustini.

Kunci keberhasilan gerakan pilah sampah adalah dimulai dari keluarga, sehingga akan timbul kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya.

"Kuncinya ada pada keluarga. Kalau di tingkat masing-masing keluarga sudah clear (selesai pilah sampah), insyaAllah lingkungan sekitarnya juga akan selesai," terang Kustini.

Dia menambahkan masih diperlukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara masif yang harus dilakukan oleh seluruh komponen. Gerakan pilah sampah ini bukan hanya berbicara program melainkan perubahan perilaku masyarakat.

"Membiasakan masyarakat itu sangat sulit, sehingga kita perlu upaya keras bagaimana kita mengedukasi masyarakat, mendampingi masyarakat untuk melakukan pemilahan, ini yang akan selalu kami upayakan," kata Kustini.

Saat ini Pemkab Sleman juga berupaya menyelesaikan permasalahan sampah melalui optimalisasi transfer depo, TPS3R, bank sampah dan akhirnya sampah dikelola di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) atau dikelola bekerja sama dengan pihak swasta.

"Ada berbagai langkah yang telah kita ambil. Intinya gerakan ini harus ada juga dukungan dari masyarakat agar Sleman tuntas kelola sampah," kata Kustini. (*)