Kampus Dukung Pemanfaatan Energi Terbarukan

Kampus Dukung Pemanfaatan Energi Terbarukan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan Tinggi (PT) terus mendukung upaya pemanfaatan energi terbarukan. Sebab energi merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat modern.

Hingga saat ini sebagian besar kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara. Di Indonesia, energi fosil tersebut menyumbang lebih dari 70 persen kebutuhan energi dan cenderung mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup.

"UKDW mendukung pengembangan aplikasi transportasi yang mengedepankan pemanfaatan energi terbarukan seperti energi listrik," ungkap Perminas Pangeran, Dekan Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dalam Talk Show Be Ready for Global Energy Crisis di The Phoenix Hotel, Senin (20/2/2023).

Kerja sama PT dengan berbagai stakeholder bisa dilakukan untuk pengembangan energi terbarukan. Di antaranya melalui kegiatan akademik ataupun penelitian. Hal ini penting karena dominasi penggunaan energi fosil dan teknologi pemanfaatannya saat ini merupakan salah satu penyebab naiknya pencemaran emisi karbon kendaraan konsentrasi gas rumah kaca, meningkatnya temperatur udara dipermukaan bumi, dan berbagai dampak negative lainnya.

"Kampus sesuai kapasitasnya bisa melakukan penelitian," ujarnya.

Ahli ekonomi energi UGM (Universitas Gadjah Mada), Fahmy Radhi, menyampaikan dunia sedang menuju situasi yang sangat sulit karena ancaman krisis energi di masa depan. Teknologi industri dan transportasi mau tidak mau, siap tidak siap harus mulai beralih ke penggunaan energi baru terbarukan.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan ke energi yang bersumber dari fosil," paparnya.

Wishnu Soehardjo selaku Direktur V STORK Singapore mengungkapkan ke depan masyarakat dunia akan sangat membutuhkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Untuk itulah maka V STORK mengembangkan aplikasi QYLO.

"Aplikasi ini mampu menghitung berapa kilo penghematan energi yang dapat dilakukan dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan," jelasnya. (*)