Spanduk Penolakan Kehadiran UAS Bertebaran di Purworejo

Spanduk Penolakan Kehadiran UAS Bertebaran di Purworejo

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO -- Spanduk penolakan kehadiran Ustad Abdul Somad (UAS) dalam Tabligh Akbar di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Jawa Tengah (Jateng) bertebaran. Spanduk Penolakan UAS tersebut terpasang di depan Polsek Kutoarjo, stasiun Kutoarjo, dan di beberapa titik di wilayah Kecamatan Kutoarjo serta di Kecamatan Kemiri.

Dari pantauan koranbernas.id sejak Kamis (07/07/2022) malam sekitar pukul 23.00 Wib, spanduk-spanduk penolakan kehadiran UAS sudah ramai di media sosial (medsos) melalui group WhatsApp. Namun saat sehabis sholat Jumat (8/7/2022) koranbernas.id menelusuri ruas jalan di wilayah Kecamatan Kutoarjo, spanduk tersebut sudah tidak ditemukan.

Sekretaris Satpol PP  Kabupaten Purworejo, Bambang Gatot saat dikonfirmasi raibnya spanduk Penolakan UAS mengungkapkan ketidaktahuannya.

"Kami tidak tahu menahu soal hilangnya spanduk penolakan terhadap kehadiran UAS di Purworejo," ujarnya singkat kepada wartawan, Jumat sore (8/7/2022).

Sementara Kasat Intel Polres Purworejo, AKP Setyo Raharja.  Setyo mengungkapkan perijinan Tabligh Akbar UAS belum belum ada.

Ndandung Kumolo Adi, pemerhati Kota  memberikan tanggapan atas pro dan kontra kehadiran UAS di wilayahnya.

"Kampung halamanku selalu akan maju walaupun sekarang di dera isu Agama," ujarnya.

Menurutnya sebagai umat, berjamaah, universal, berperikemanusiaan dan berperikeadilan itu wajib. Hal itu penting selain melakukan ritual agama dan kepercayaan manapun di dunia ini.

"Apapun agamamu, komunitasmu, ustadzmu, fansmu, kepentinganmu, partaimu, organisasimu, gurumu, dan kepercayaanmu, sangat terlarang meninggalkan 3 kaidah semesta di atas," ujarnya.

Untuk itu, lanjunya, Hal-hal yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara juga ber-Pancasila memang semestinya harus disuarakan juga dikampanyekan. Perlu ada komunikasi persuasif antara pemerintah kabupaten dengan masyarakat. Toleransi harus dijunjung tinggi.

"Kita tidak pernah membenci siapapun juga tapi, kita hanya berusaha mencegah hal fatal dan berbahaya terjadi. Kita hanya membenci tafsir dan pemahamannya yang rendah, radikal, tidak bijaksana, juga intoleransi," paparnya.Dirinya berujar pihaknya merasa salut akan keberanian sahabat-sahabat, pemuda-pemudi Kutoarjo yang memasang benner, spanduk yang berisi penolakan akan kehadiran seorang ustadz di kotanya untuk sebagai upaya menyelamatkan para adik-adik dari pemahaman dan ajaran radikal.(*)