Setelah Puluhan Tahun, Warga Boto Wonogiri Terbebas Dari Ketergantungan Droping Air Bersih

Setelah Puluhan Tahun, Warga Boto Wonogiri Terbebas Dari Ketergantungan Droping Air Bersih

KORANBERNAS.ID, WONOGIRI--PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) meresmikan penyediaan akses air bersih di Wonogiri, tepatnya di Desa Boto, Kecamatan Baturetno. Ini merupakan komitmen Kalbe dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Deveopment Goals (SDGs) melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) yang menjadi bagian pilar Access to Healthcare.

“Kalbe berkomitmen dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Dan penyediaan akses air bersih merupakan salah satu bagiannya. Kami bersyukur, akhirnya Kalbe dapat meresmikan akses air bersih untuk Warga Desa Boto. Semoga bermanfaat untuk kesehatan dan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Head of Corporate Communications & Sustainability PT Kalbe Farma Tbk, Melina Karamoy dalam rilisnya, Kamis (9/3/2023).

Desa Boto telah puluhan tahun mengalami kekurangan air bersih. Lokasi sumber air jauh dari rumah warga, dan kapasitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan warga. Bahkan warga terpaksa mengonsumsi air hujan yang ditampung. Kabupaten Wonogiri dikenal sebagai daerah yang tandus, kering, dan kekurangan air bersih.

Hal itu, kata Wakil Bupati Setyo Sukarno mengatakan, kondisi yang dialami warga tidak lepas dari bentang alam wilayah selatan Kabupaten Wonogiri yang merupakan bagian dari Perbukitan Seribu atau Gunung Sewu. Morfologi berupa bukit batuan kapur memiliki porositas yang tinggi, sehingga tidak mampu menyimpan air permukaan dengan baik. Sedangkan aliran sungai bawah tanah, juga sulit dideteksi.

"Kami mengapresiasi upaya baik Kalbe. Terima kasih dan penghargaan kepada PT Kalbe Farma Tbk yang telah menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai wilayah program sosialnya. Bersama-sama kita menyaksikan bahwa bentuk kepedulian dari Kalbe yang bergerak di bidang kesehatan, memberikan dampak luar biasa bagi segenap warga masyarakat, khususnya di Desa Boto, Desa Watuagung, juga desa-desa lain,” tutur Setyo.

Ia menjelaskan, beberapa kecamatan masuk dalam daftar wilayah terdampak kekurangan air bersih di Kabupaten Wonogiri, termasuk Baturetno. Program sosial yang dilakukan oleh Kalbe, diakuinya berhasil mengurangi jumlah penduduk yang terdampak kekurangan air bersih.

“Eksplorasi air bawah tanah jelas membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Akan tetapi solusi permanen adalah upaya yang harus ditempuh. Solusi permanen berupa menghadirkan sumber air bersih yang dinikmati masyarakat, jauh lebih efektif dibandingkan memberikan bantuan melalui tanki-tanki air bersih yang habis dikonsumsi. Kiranya fasilitas yang diberikan Kalbe benar-benar dapat meningkatkan kualitas hidup, dan memotivasi usaha ekonomi produktif demi peningkatan kesejahteraan,” jelasnya.

Di sisi lain, Kalbe juga bekerja sama dengan Omaigot dalam membangun tempat pengolahan sampah berbasis lingkungan berbentuk rumah maggot di Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Warga sekitar dapat memberikan sampah organik untuk dijadikan pakan maggot.

Selanjutnya, dilakukan budidaya maggot yang kemudian dikelola menjadi produk turunan, yakni pelet untuk makanan ikan dan unggas, serta pupuk tanaman.

Program ini memberikan dampak positif terhadap warga sekitar, yakni pengolahan sampah. Selain itu, juga mempengaruhi perekonomian warga dalam menyediakan pupuk dan pakan ternak yang murah.

Dinas Lingkungan Hidup setempat menyambut baik program Kalbe tersebut. Berdasarkan data, pengelolaan sampah masih di angka 51 persen, sedangkan 49 persen lainnya sampah belum bisa terkelola.

“Masalah sampah ini memang perlu kerja sama semua pihak, dengan pemerintah daerah sebagai komandannya. Upaya mendorong pengelolaan sampah yang salah satunya diinisiasi Kalbe dengan membuat budidaya maggot ini, merupakan upaya konkret dalam rangka mengurangi sampah organik,” papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri, Bahari.

“Budidaya maggot ini terlihat sederhana, tetapi hasilnya bernilai ekonomi dan membantu kesehatan masyarakat. Kami mengapresiasi yang dilakukan Kalbe. Harapannya, ini bisa menginspirasi perusahaan lain untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat untuk bisa mengelola sampah dengan baik, dan memfasilitasi upaya pengurangan sampah,” tambahnya.

Sebelumnya, sebanyak 8.520 Insan Kalbe terlibat dalam program Insan Kalbe Bergerak. Dalam periode kegiatan tanggal 27 Agustus-3 September 2022, seluruh peserta berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 211.657.966 yang didapatkan dari berbagai macam usaha.

Donasi tersebut digunakan untuk mewujudkan rencana pembangunan akses saluran air bersih, yang sejalan dengan pilar Akses Layanan Kesehatan dalam komitmen Keberlanjutan Kalbe, Bersama Sehatkan Bangsa. Proses serah terima donasi berlangsung pada Rabu 5 Oktober 2022. Serah terima donasi ini dihadiri langsung oleh Camat Baturetno, Eko Nur Haryono, dan Kepala Desa Boto, Edi Suroso. (*)