Dipilih Secara Acak, Guru-guru Mengikuti Pelatihan Braille

Dipilih Secara Acak, Guru-guru Mengikuti Pelatihan Braille

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sejumlah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mengikuti pelatihan Bisindo dan Braille. Kegiatan dalam rangka pengembangan paradigma inklusi dalam konsepsi sekolah sejahtera kali ini berlangsung dua tahap.

“Pelatihan diikuti oleh 12 orang guru PAI yang berasal dari komunitas guru PAI di Yogyakarta yang dipilih secara acak,” ungkap Difa’ul Husna SPd I MPd, dosen Program Studi (Prodi) PAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Melalui rilisnya ke koranbernas.id, Rabu (14/10/2020) dia menyampaikan pelatihan dilaksanakan empat hari penuh di Kampus 6 UAD Yogyakarta, terbagi dua tahap. Tahap pertama berlangsung 13-14 Juli 2020 sedangkan tahap kedua 16-17 September 2020.

Semua peserta diwajibkan mengenakan masker, menjaga jarak dan bergantian keluar ruangan secara berkala untuk mengurangi risiko paparan virus Covid-19.

Pada pelatihan tersebut peserta memperoleh manfaat berupa peningkatan keterampilan penggunaan bisindo dan braille sebagai pengembangan paradigma inklusi di sekolah-sekolah yang menerapkan konsep sekolah sejahtera.

Peserta mengikuti setiap sesi pelatihan penuh antusiasme, dibuktikan dengan interaksi yang aktif ketika pemateri mengisi sesi secara bergantian.

Pemateri sekaligus penyelenggara kegiatan pelatihan merupakan dosen dari Prodi PAI UAD yaitu Difa’ul Husna SPd I MPd dibantu tim dosen dan pemateri lainnya yakni Yazida Ichsan SPd I MPd dan Unik Hanifah Salsabila SPd I MPd.

Difa’ul Husna menambahkan, semua pemateri yang terlibat merupakan akademisi sekaligus praktisi yang memiliki kompetensi relevan dengan tema yang diangkat, yakni pelatihan bisindo dan braille.

“Pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan para guru PAI di komunitas guru PAI Yogyakarta menggunakan bisindo dan braile dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah yang mengusung konsep sekolah sejahtera,” ucapnya.

Kegiatan ini sekaligus merupakan realisasi pelaksanaan pengabdian yang merupakan bagian dari Tridharma dosen perguruan tinggi. “Kami sengaja mengangkat tema yang relevan dengan kebutuhan masyarakat akademik saat ini,” kata dia. (*)