Rusunawa Giripeni Segera Difungsikan Jadi Shelter Isolasi Terpusat
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Pemkab Kulonprogo segera memfungsikan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Pedukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapewon Wates, menjadi shelter isolasi terpusat (isoter) bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah tapi kurang pengawasan.
“Pemkab Kulonprogo sangat responsif dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Dalam hal ini meyiapkan Rusunawa Giripeni jadi ruang isoter bagi pasien Covid-19 tingkat kabupaten. Harapannya di awal Agustus, shelter sudah beroperasi agar penanganan Covid-19 lebih maksimal,” kata Fajar Gegana, Wakil Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kulonprogo, melalui sambungan telepon, Sabtu (31/7/2021).
Untuk memastikan kesiapan di lapangan, Forkompimda melakukan peninjauan ke Rusunawa Giripeni. “Fasilitas yang disediakan ini untuk warga yang sedang sakit, sehingga kami harus memastikan kondisinya siap dengan melihat setiap sudut dan ruangan termasuk sarana prasananya. Sehingga semua fasilitas dan kebutuhan warga isoman di isoter Rusunawa tersedia. Dengan demikian merasa aman dan nyaman,” jelasnya.
Dihubungi secara terpisah melaui sambungan telepon, Dandim 0731 Kulonprogo, Letkol Inf Yefta Sangkakala, mengjelaskan Rusunawa Giripeni memiliki 96 kamar dengan 2 bed dan 2 kamar difabel dengan fasilitas lengkap. Setiap kamar ada tempat tidur, kamar mandi dan toilet, dapur mini, listrik serta air bersih.
“Bantuan yang akan diberikan pada warga isoman di isoter adalah logistik berupa makanan. Untuk tenaga kesehatan yang akan mensupervisi langsung para pasien positif Covid-19 di sana, sedang disiapkan Dinkes,” ujarnya.
Yefta Sangkakala menegaskan, disiapkannya shelter isolasi terpusat karena banyak warga isoman tidak terpantau, apalagi kriteria gejala berat. Hari Senin (2/8/2021) besok, pihaknya segera koordinasi dengan Kalurahan dan Kapanewon. Sosialisasi akan di mulai Selasa (3/8/2021).
“Sangat disayangkan jika pasien sudah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi bergejala berat dan di rumah sakit rujukan tidak tertolong karena kondisi rumah sakit juga penuh, sehingga kami mengklasifikasikan penanganan isoman ini menjadi beberapa kriteria,” katanya.
Bagi pasien positif bergejala ringan, masih bisa isolasi di rumah dengan pantauan kalurahan. Akan lebih terpantau jika pengamatan melibatkan sampai tingkat padukuhan bekerja sama dengan Babinsa Kalurahan.
Pasien positif bergejala sedang akan dirujuk ke tempat isolasi terpadu (isoter) Rusunawa Giripeni. Tidak semua pasien bergejala ringan di angkut di isoter. Misalnya, jika isoman punya kamar mandi terpisah.
“Di isoter, warga isoman mendapat pemantauan intensif dan kami telah membentuk tim profesional menangani Covid-19,” tegasnya.
Sedangkan bagi yang bergejala berat, dirujuk ke Rumah Sakit Darurat yang disediakan Pemda DIY atau ke rumah sakit rujukan, misalnya RSUD NAS atau RSUD Wates.
Yefta mengajak masyarakat untuk memanfaatkan isoter Rusunawa Giripeni sebagai pertolongan pertama ketika bergejala sedang. Perlu dicatat agar tetap sesuai asesmen dari Puskesmas. (*)