Peduli Thalasemia, Daihatsu Gelar Donor Darah dan Skrining di UGM

Peduli Thalasemia, Daihatsu Gelar Donor Darah dan Skrining di UGM

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Astra Daihatsu Wilayah Jawa Tengah dan DIY bekerjasama dengan Pusat Riset Thalasemia UGM, menggelar kegiatan donor darah massal dan sosialisasi tentang thalasemia di Fakultas Biologi UGM, Sabtu (17/12/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye untuk mencegah sekaligus menangani kasus-kasus thalasemia di Indonesia.

Aksi donor darah melibatkan 200-an pendonor dari kalangan mahasiswa, dosen dan pegawai di UGM, serta karyawan Daihatsu dan masyarakat umum. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Perkumpulan Orangtua Penderita Thalasemia (POPTI), Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman.

Kepala Wilayah Astra Daihatsu Jateng dan DIY Ferry menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Daihatsu atas tingginya kasus thalasemia di Indonesia. Dia menjelaskan, melalui Pilar Sehat, Daihatsu mulai menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk penderita thalasemia sejak 2011 silam.

Program ini dilaksanakan berangkat dari keprihatinan atas tingginya kasus thalasemia di Indonesia. Sementara, perhatian pemerintah dan masyarakat atas kasus ini, kala itu masih sangat minim.

“Dari awalnya kami masih sebatas memberikan bantuan berupa peralatan. Kemudian kami mengembangkan program hingga donor darah rutin, sosialisasi dan bahkan kami membangun rumah singgah di sejumlah kota, guna membantu penderita thalasemia saat perlu pengobatan ke rumah sakit,” kata Ferry, dalam rilsinya.

Dikatakan, upaya menangani kasus thalasemia perlu kerja bareng semua pihak. Sebab penyakit thalasemia masih baru dikenal, sehingga masyarakat kebanyakan belum cukup memahami.

Kegiatan donor darah massal di Fakultas Biologi UGM. (istimewa)

“Kami menyadari ini bukan hal yang mudah. Perlu dukungan semua pihak, untuk mengendalikan kasus thalasemia ini,” katanya.

Section Head CSR Astra Daihatsu Sales Operation, Gifari Dwi Ananda menambahkan, kasus thalasemia menjadi salah satu konsern Daihatsu. Selain kasus yang sebenarnya banyak, masyarakat juga masih relatif awam dengan penyakit ini, sehingga upaya pencegahan maupun penanganan juga masih menjadi persoalan.

Diperkirakan, 10 persen dari jumlah penduduk, adalah pembawa sfat thalasemia ini. Dan dipastikan, kasusnya akan semakin besar tanpa upaya serius untuk mencegah dan menangani kasus ini dengan serius.

“Kami sangat serius untuk menggalang kerjasama guna menangani kasus ini. Upaya mencegah kita lakukan dengan mendorong dilakukannya skrining, membangun perpustakaan hingga sosialisasi ke masyarakat secara masif. Sedangkan untuk membantu penanganan, kami membangun sejumlah rumah singgah dan donasi ambulans, guna meringankan biaya perawatan bagi pasien,” jelasnya.

Ketua Pusat Riset Thalasemia UGM, Dr Niken Satuti Nur Handayani menambahkan, thalasemia merupakan penyakit genetik yang banyak terjadi di Indonesia. Sejauh ini, belum ada obat untuk penderita thalasemia, yang dalam kondisi parah harus rutin menjalani transfusi darah.

Niken mengatakan, upaya mengendalikan kasus thalasemia, bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin mencegah kasus ini bertambah. Salah satunya, adalah dengan melakukan skrining ke masyarakat sejak dini.

“Dalam rangkaian kegiatan ini, selama 3 hari yakni tanggal 19, 20 dan 21, juga kami lakukan skrining untuk masyarakat. Termasuk akan diikuti oleh pasangan-pasangan yang siap menikah. Target kita 300 orang. Kami berharap, upaya ini bisa sekaligus sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran pentingnya sejak dini mengetahui kondisi kesehatan tubuh kita. Termasuk salah satunya dari kemungkinan membawa gen thalasemia. Dengan mengetahui kondisi kesehatan sebelum menikah, kita bisa berharap setidaknya mengurangi risiko bertambahnya kasus thalasemia. Karena kalau orangtua membawa gen thalasemia, sudah pasti anaknya juga akan mengidapnya,” kata Niken. (*)