Uang BST untuk Membeli Pampers

Uang BST untuk Membeli Pampers

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Penyaluran bantuan sosial tunai (BST) Kementerian Sosial di wilayah Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jumat (16/4/2021), berjalan lancar. Meski keluarga penerima manfaat (KPM) cukup banyak jumlahnya, namun penyaluran di gedung pertemuan desa selesai sesuai jadwal.

KPM penerima BST datang langsung ke gedung pertemuan dengan membawa undangan dan persyaratan lain seperti kartu keluarga (KK) dan KTP. Penyaluran oleh petugas Kantor Pos dimulai pukul 08:30 WIB hingga pukul 11:00 WIB.

"Untuk tahap ini (bulan Maret dan April) cuma 407 KPM yang menerima. Sebelum diverifikasi dan validasi, ada 610 KPM penerima. Ada pengurangan 200-an KPM," kata Nikolaus Rohmanto, Kepala Desa Ngering.

Dia menambahkan, untuk kelancaran proses penyaluran pihak desa telah menyediakan tempat duduk yang telah ditentukan jaraknya. Bagi warga yang sudah menerima, agar langsung pulang ke rumah masing-masing.

Ada pemandangan menarik ketika penyaluran BST di gedung pertemuan desa selesai. Ternyata ada 7 KPM yang tidak bisa mengambil BST karena sakit. Tanpa berpikir panjang, petugas kantor pos didampingi perangkat desa dan petugas keamanan dari kepolisian mendatangi rumah warga tersebut.

Adalah Novi dan Gusmin, dua orang petugas Kantor Pos yang melakukan pembayaran BST di Desa Ngering. Pertama mereka mendatangi rumah Tumini, warga RT 1/RW 13. Tumini hanya tinggal seorang diri di rumah. Dia tidak bisa datang ke Gedung Pertemuan Desa karena sakit dan terbaring di tempat tidur.

Dengan penuh sabar, kedua petugas itu menyerahkan uang Rp 600.000 kepada pemilik rumah berikut KTP dan KK. Sementara surat undangan dibawa petugas.

"Saya tidak bisa ke balai desa karena sakit. Habis operasi karena jatuh. Uang ini saya gunakan untuk beli Pampers," katanya kepada koranbernas.id.

Selanjutnya, Novi dan Gusmin berjalan kaki menuju rumah Sutinah di RT dan RW yang sama. Di tempat itu keduanya memeriksa kelengkapan berkas secara teliti sebelum menyerahkan uang Rp 600.000.

Sutinah bersyukur atas bantuan itu. Dia tidak bisa datang ke balai desa juga karena sakit. Bantuan itu, kata dia, akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. (*)