Akibat Pandemi, Kualitas Pembelajaran Dikhawatirkan Turun

Akibat Pandemi, Kualitas Pembelajaran Dikhawatirkan Turun

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Praktisi pendidikan yang juga dosen Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, DR Rahmad Santosa, mengatakan kualias pendidikan saat pandemi dengan sistem pembelajaran online (daring) harus mendapat perhatian. Dirinya khawatir terjadi penurunan kualitas karena tidak semua bisa memaksimalkan pembelajaran secara virtual tersebut.

“Untuk guru yang memiliki kreasi dan inovasi, kualitas pembelajaran daring tidak perlu diragukan kualitasnya. Namun bagaimana dengan yang tidak melakukan itu?,” kata Rahmad didampingi Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Kabupaten Bantul, Zahrowi, di kediamanya Dusun Jetak Jomblang, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Jumat (16/4/2021).

Pembelajaran daring, lanjut alumnus doktoral UNY tersebut, misalnya dengan Zoom meeting ada guru yang bisa memaksimalkan. Seperti mengkombinasikan dengan video call kepada siswa secara  personal sehingga materi bisa tersampaikan dengan baik.

“Namun tidak bisa dipungkiri, ada juga yang hanya memberikan  tugas, dan siswa diminta  mengerjakan. Padahal tidak jarang orang tua yang mengerjakan soal tersebut,” katanya. Sehingga siswa tidak memahami pelajaran yang menjadi tugasnya tadi.

Melihat kenyataan itu, Rahmad berharap kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul untuk membuat kebijakan makro yang jelas sehingga ketertinggalan pembelajaran secara daring bisa diatasi.

“Sehingga ketika tiba saatnya tatap muka, sesuatu yang kurang saat pembelajaran daring tadi bisa tertutupi,” kata Rahmad.

Sementara Zahrowi mengatakan, sudah semestinya Disdikpora memiliki formula dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di tengah pandemi.

“Satu tahun pembelajaran daring tentu bukan waktu yang sebentar. Jadi sudahkan dinas memiliki kebijakan kaitan peningkatan mutu pendidikan tadi? Karena saya yakini, kualitas pendidikan dan serapan kita mengalami penurunan saat pandemi,” kata Zahrowi.

“Dalam pembelajaran daring, hanya unsur kognitif siswa saja yang berkembang. Karena siswa hanya mengerjakan tugas dari guru, kemudian dikumpulkan. Sebatas itu saja,” lanjut pensiunan guru SD tersebut.

Namun unsur afektif (menyangkut sikap, nilai, perilaku,red) serta unsur psikomotorik (kemampuan fisik seseorang,red) tidak berkembang dengan baik.

“Ini harus dipikirkan, bagaimana saat tatap muka nanti ketertinggalan ini bisa ditutup,” katanya.

Tentu tidak hanya unsur Disdikpora saja yang membuat formula pembelajaran yang efektif di saat daring, namun bagaimana ada daya dukung dan keterlibatan dari pemimpin daerah, masyarakat dan orang tua. (*)