Sekolah Kebhinekaan Siap Hadapi Tantangan Keberagaman

Sekolah Kebhinekaan Siap Hadapi Tantangan Keberagaman

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Generasi muda Gunungkidul perlu ditumbuhkan semangat keberanian menghadapi berbagai perbedaan suku, ras, golongan, agama dan kepercayaan di ada di lingkungannya. Salah satu terpenting untuk ditanamkan pada generasi muda adalah pembiasakan diri, bergaul, dan berinteraksi dalam perbedaan.

"Tidak cukup hanya menyadari bahwa kita berada di lingkungan yang majemuk. Tetapi generasi muda harus mulai membiasakan diri srawung dalam segala perbedaan yang dihadapi," kata Albertus Wahyu Widayat, Kepala Sekolah Kebhinnekaan Gunungkidul, pada penutupan kegiatan Sekolah Kebhinnekaan angkatan IV tahun 2021 di Vihara Jina Darma Sradha, Siraman, Wonosari.

Sebagaimana rilisnya yang dikirim pada koranbernas.id, Senin (25/10/2021) Wahyu mengatakan, generasi muda yang tidak mau menyadari dan tidak berani membiasakan diri hidup dalam segala perbedaan, sangat berpotensi tumbuh menjadi pribadi yang intoleran yang justru mengancam nilai keberagaman Pancasila. "Melalui Sekolah Kebhinnekaan ini kami mengajak generasi muda semakin kritis menyikapi nilai-nilai Kebhinnekaan dan berwawasan kebangsaan yang baik," tambah Wahyu.

Sekolah Kebhinnekaan Gunungkidul angkatan IV Tahun 2021 diikuti sebanyak 80 peserta, dengan penuh semangat dan kegembiraan meskipun masih dalam suasana PPKM pandemi Covid-19. Kegiatan berlangsung tiga kali pertemuan tatap muka dan juga virual berlangsung Sabtu (16/10/2021) dan Minggu (17/10/2021) dan puncak penutupan Minggu (24/10/2021), menjadi ajang mempertemukan generasi muda lintas agama dan kepercayaan.

Adapun peserta utusan sejumlah organisasi keagamaan dan penghayat yakni Majelis Budhayana Indonesia (MBI), Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI), Badan Kerjasama Gereja Kristen, GP Anshor NU, Fatayat NU, Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Katolik Rayon Gunungkidul, Klasis Gereja Kristen Jawa (GKJ). Keikutsertaan anak muda utusan dari kelompok penghayat kepercayaan di Gunungkidul di kegiatan yang terdukung Badan Kesbangpol DIY.

Selama kegiatan digelar peserta mendapatkan materi dasar dari berbagai narasumber Badan Kesbangpol DIY, Badan Kesbangpol Gunungkidul, anggota DPRD DIY, tokoh agama dan aktivis lintas agama kepercayaan. Adapun materi disampaikan diantaranya Pancasila dan konstitusi, kebhinnekaan dalam keistimewaan DIY, sharing pengalaman baik dalam keberagaman keistimewaan DIY, mengelola keberagaman dalam pendekatan nilai budaya, mengelola keberagaman dalam perbedaan identitas, Merawat keberagaman melalui pembelajaran media sosial.

"Ini pengalaman kami pertama kali. Senang ikut kegiatan ini bisa tambah teman, tambah wawasan dan pengalaman. Semoga sekolah ini menjadi gerakan bersama menjalin persaudaraan lintas agama dan kepercayaan," kata Bayu Setiawan utusan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kabupaten Gunungkidul.(*)