Sebelum Meninggal, Daffa Sempat Menghubungi Orangtua dan Sekolah
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Daffa Adzin Albasith, siswa kelas XI IPS 3 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang meninggal akibat korban aksi klithih, sempat menghubungi orang tua dan pihak sekolah setelah terluka oleh sabetan senjata tajam yang diduga gir.
“Namun saat kami datang, nyawa Daffa sudah tidak tertolong," kata Slamet Purwo, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, di sekolah setempat, Senin (4/4/2022).
Slamet Purwo menjelaskan, berdasarkan informasi yang dikumpulkan sekolah, Daffa awalnya pergi keluar mencari makan untuk sahur bersama teman satu kosnya, Dafa Saputra. Mengendari motor, mereka keluar dari kos di Jalan Kusumanegara.
Namun tiba-tiba ada dua kendaran yang mendekati mereka. Satu motor dikendarai dua orang dan satu kendaraan lain dikendarai tiga orang.
Mengetahui dikuntit, Daffa mencoba mencoba menghindari mereka. Namun tiba-tiba Daffa disabet senjata tajam sehingga dia tersungkur. Pelaku kemudian melarikan diri setelah kejadian tersebut.
Dafa pun meminta tolong orang-orang sekitar untuk membawa Daffa yang ke RS Hardjolukito. Sempat dirawat beberapa jam, nyawa Daffa tidak tertolong.
Pihak sekolah pun mengantar jenasah Daffa ke Kebumen, tempat orang tuanya tinggal. Di Kebumen, Daffa kemudian dikebumikan oleh keluarganya yang merupakan anggota DPRD Kebumen.
Dari informasi Dafa Saputra, mereka tidak mengenal pelaku klithih. Dia juga merasa tidak punya masalah dengan pelaku.
"Karenanya kami meminta proses hukum berjalan agar kasus yang sama tidak terjadi lagi di Jogja yang merupakan kota pelajar," ujarnya.
Usut tuntas
Sementara Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus klithih tersebut. Pelaku bahkan harus diproses secara hukum.
"Satu-satunya cara ya harus diproses hukum. Hanya dengan cara seperti itu kita bisa mengatasi persoalan (klithih)," tandasnya. (*)