Sebanyak 160 Guru PPPK se-Kabupaten Purworejo Dilatih Bela Negara
Kita prihatin PPPK generasi Z kurang memiliki unggah-ungguh (etika), kita ingin saat negara memanggil, mereka siap bela negara.
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo melalui Badan Kesbangpol menyelenggarakan pelatihan bela negara untuk 160 guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) se-Kabupaten Purworejo. Pelatihan berlangsung tiga hari, Jumat - Minggu (6-8/12/2024) di gedung SMAN 7 Purworejo.
Kepala Badan Kesbangpol Purworejo Agus Widiyanto menjelaskan, kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman tenaga pendidik tentang pentingnya bela negara dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Diklat bela negara untuk guru PPPK baru pertama digelar. Jumlah guru PPPK di Kabupaten Purworejo sebanyak lebih dari 1.000 orang. Masih ada sekitar 900 guru PPPK lainnya belum mendapatkan diklat bela negara.
"Melalui pelatihan ini, saya berharap para peserta dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan berkomitmen tinggi mendidik generasi penerus bangsa," katanya.
Bupati Purworejo Yuli Hastuti memberikan tanda secara simbolis kepada peserta diklat bela negara. (istimewa)
Peserta bela negara adalah yang berusia di bawah 40 tahun dan berdomisili di sekitar Purworejo kota.
"Asta Cita Presiden Prabowo Subianto pertama adalah Ideologi Pancasila, kami prioritaskan diklat bela negara untuk para guru sebagai tenaga pendidik agar bisa mengimplementasikan bela negara kepada siswa," jelas Agus, Jumat (13/12/2024), di kantornya.
Peserta memperoleh materi wawasan kebangsaan, bela negara, baris berbaris dan persamaan persepsi tata cara upacara bendera. Pihaknya berharap dengan mendukung Asta Cita Presiden Prabowo mampu mengembangkan dan memperkokoh ideologi Pancasila.
Dengan mendukung Asca Cita Presiden sejalan dengan komitmen bernegara. "Dengan pemateri dari TNI, Polri juga dari BKPSDM Kabupaten Purworejo kita juga mengembangkan pendidikan Pancasila agar sinergi dalam kehidupan. Dulu ada PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Kita prihatin PPPK generasi Z kurang memiliki unggah-ungguh (etika), kita ingin saat negara memanggil, mereka siap bela negara," tandasnya. (*)