Saatnya Memperkuat Peran Ibu sebagai Benteng Keluarga dari Pengaruh Buruk

Pada era digital sekarang ini segala pengaruh baik dan buruk ada di dalam genggaman tangan.

Saatnya Memperkuat Peran Ibu sebagai Benteng Keluarga dari Pengaruh Buruk
Sarasehan Hari Ibu yang diselenggarakan Permata Ummat DIY, Sabtu (23/12/2023), di Aula DPW Partai Ummat DIY Jalan Ngeksigondo Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Peran seorang ibu di dalam keluarga tidak boleh dianggap sepele. Mereka selama ini terus berjuang demi membentengi keluarga dari pengaruh buruk. Pada era teknologi digital sekarang, saatnya peran kaum ibu diperkuat.

Inilah yang menjadi dasar Permata Ummat DIY sebagai sayap Partai Ummat DIY menggelar Sarasehan Hari Ibu, Sabtu (23/12/2023), di Aula DPW Partai Ummat DIY Jalan Ngeksigondo 5 Yogyakarta.

Kegiatan bertema Ibu sebagai Benteng dalam Menjaga Ketahanan, Merawat Kebahagiaan dan Ekonomi Keluarga itu diisi oleh dua orang pembicara.

Mereka adalah Dra Hj Mursida Rambe selaku Pendiri BMT Beringharjo yang juga Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia serta drg Hanum Salsabiela Rais MBA, seorang politisi sekaligus penulis buku best seller.

ARTIKEL LAINNYA: Bantuan Antropometri Disalurkan untuk Percepatan Penurunan Stunting

Dengan nuansa hitam serta kerudung keemasan, peserta terlihat penuh antusiame mengikuti acara tersebut. “Kami sampai kewalahan membatasi peserta. Setelah kami publikasikan undangan, banyak sekali yang mau ikut,” ujar Siti Muslichatun, Ketua DPW Permata Ummat DIY, kepada wartawan di sela-sela acara.

Mengingat daya tampung ruangan terbatas pihaknya tidak berani menerima peserta lebih dari 200 orang supaya acara berlangsung nyaman.

Menurut dia, peserta tidak hanya berasal dari organisasi perempuan tetapi juga dari majelis taklim, Aisyiyah, kelompok ngaji tadarusan serta dari internal. “Tapi mayoritas dari eksternal,” ungkapnya.

Siti Muslichatun menyatakan benar ibu pada zaman sekarang tugasnya lebih berat. Artinya, harus lebih cerdas karena pada era digital sekarang ini segala pengaruh baik dan buruk ada di dalam genggaman tangan.

ARTIKEL LAINNYA: KPU Bantul Berupaya Meningkatkan Partisipasi Pemilih Kelompok Disabilitas

“Semua orang pegang HP, smartphone. Setiap orang bisa mengakses informasi entah benar atau hoaks ataupun tawaran yang menjerumuskan seperti pinjol. Banyak korban tidak bisa membayar sehingga hancurlah ekonomi keluarga,” jelasnya.

Menjawab pertanyaan peran ganda ibu selain membantu perekonomian juga mengurusi keluarga keseharian, Siti Muslichatun menyatakan bukan lagi peran ganda.

All in. Mengurusi suami dan anak menjadi kewajibannya. Harus menjaga ketahanan keluarga apalagi kondisi ekonomi yang sulit seperti ini berdampak langsung di rumah tangga terutama ibu yang punya peran ngecakke kebutuhan,” ujarnya.

Menurut dia, persoalan itu sangat rumit termasuk bagaimana mengatur kebutuhan anak, uang kuliah, sekolah maupun kebutuhan sehari-hari. Tidak salah, seorang ibu harus pintar dan pandai memotivasi keluarga supaya berdaya dan tidak mudah drop oleh kondisi. “Itu ibu banget. Bapak juga ada peran tapi ibu yang lebih mendasar mengetahui kebutuhan,” jelasnya.

ARTIKEL LAINNYA: Menggandeng Bank Danamon, Bank Sleman Meluncurkan Layanan ATM

Kaitannya dengan pesta demokrasi Pemilu 2024, dia menyampaikan realitanya suara perempuan lebih besar jumlahnya dari laki-laki.

“Dari tahun ke tahun dan dari pemilu ke pemilu persentasenya lebih besar. Peran perempuan itu sangat penting karena kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat berdampak langsung ke perempuan,” tambahnya.

Sebaliknya, kebijakan pemerintah yang baik maka berdampak ke para ibu. “Pasti juga sampai ke rumah tangga sehingga keluarga di Indonesia bisa survive dalam kodisi apapun,” ucapnya.

Menurut dia, masyarakat tidak boleh alergi terhadap perempuan politik sebab aspirasi dari perempuan dan keluarga lebih dipahami oleh caleg perempuan.

ARTIKEL LAINNYA: Dinas Pertanian Gelar Promosi Cabai untuk Antisipasi Inflasi

Di tempat yang sama, Ketua DPW Partai Ummat DIY Dwi Kuswantoro mengatakan peran ibu meliputi pendidikan, kesehatan dan arah keluarga. “Ibu-itu menjadi penopang utama,” kata dia.

Terkait kondisi ekonomi, politik dan  hukum yang sedang tidak baik-baik saja maka peran ibu sangat penting. Tidak jarang mereka lebih memiliki militansi gerakan yang luar biasa saat memperjuangkan kemaslahatan umat.

Apalagi proporsi pemilih perempuan selalu lebih banyak. “Jadikan ibu sebagai lokomotif perubahan dan membentuk arah bangsa,” kata Dwi. (*)