Puisi Akrostik dengan 100 Nama Pahlawan, Luar Biasa

Puisi Akrostik dengan 100 Nama Pahlawan, Luar Biasa

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bunda Literasi Kabupaten Bantul, Hj Emi Masuroh Halim, menerima buku karya ke -11 dari guru MTsN 3 Bantul, Drs Sutanto, yang berjudul Menebar Manfaat. Buku tersebut  mendapat apresiasi dari isteri Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, tersebut. Dirinya memberikan pujian atas karya yang dihasilkan pria yang tinggal di Celep, Kalurahan Srigading, Sanden, tersebut.

“Membaca puisi akrostik yang ditulis oleh Pak Sutanto membuat saya penasaran tentang makna dari puisi akrostik. Sekalipun di jenjang pendidikan yang saya tempuh diajarkan tentang sajak dan puisi, namun ini adalah hal baru. Mungkin bagi sebagian besar orang juga belum mengerti makna dari puisi akrostik itu apa. Ternyata puisi akrostik adalah sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah,” kata Emi  Jumat (8/4/2022).

Menurut Emi, puisi akrostik tulisan Sutanto ini menggunakan nama-nama pahlawan Indonesia. Ini yang membuatnya penasaran. Ketika membaca satu puisi, menjadi ingin tahu menggunakan nama pahlawan siapa lagi pada puisi berikutnya. Selain itu, melalui puisi tersebut pembaca akan dibawa ke dalam sebuah pemahaman tentang motivasi, keindahan alam semesta, cinta, religi, kritik sosial, dan nasionalisme.

“Lebih dari itu, sesungguhnya puisi adalah rangkaian kata yang membawa pesan kepada para pembaca agar terjadi perubahan perilaku, budaya, karakter, maupun kebaikan yang lain. Rangkaian kata indah dan penuh makna tersebut terasa lebih elegan untuk menyampaikan sebuah pesan. Sebagai Bunda Literasi, saya merasa sangat tergugah untuk senantiasa mendukung upaya mengenalkan dan memasyarakatkan budaya menulis, termasuk menulis puisi yang sesungguhnya akan lebih bermanfaat untuk mencurahkan pikiran maupun uneg-uneg dari pada dituangkan dalan curhatan di media sosial,” lanjutnya.

Senada dengan Emi, Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, menyambut gembira dan mengapresiasi terbitnya buku puisi tersebut . “Begitu membaca rangkaian kata yang ditulis di buku ini saya langsung tertarik. Awal kalimat Puisi menggunakan 100 nama pahlawan. Ini sangat luar biasa! Apa yang dilakukan penulis sejalan dengan visi Kabupaten Bantul yaitu terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, keagamaan, kemanusiaan, dan kebangsaan,  harmonis, sejahtera, dan berkeadilan,” pujinya.

Bupati yang akrab disapa Kang Halim ini menilai, keberhasilan penulis dalam menuangkan ide menjadi bait puisi, tak bisa dipungkiri, itu menunjukkan kecerdasannya baik intelektual, emosional maupun spiritual. Seperti penggambaran ibu, begitu menyentuh kalbu.

“…Biarpun aku mencium kakinya/ Rasanya tak cukup menggantikan kasih sayang/ Ibundaku tercinta/ Gemetar seluruh raga ini/ Jika mengingat betapa besar pengorbanannya/ Entah, tak tergantikan harta benda/ Nyaris siang malam bekerja tanpa jeda..”

Selaras visi kebangsaan, penulis juga membuat puisi yang isinya rasa patriotisme dan cinta tanah air, seperti dalam puisi Indonesia Negeriku Tercinta.

Buku ini benar-benar menebar manfaat seperti judulnya, karena sambil menikmati kata yang terangkai dalam puisi, sekaligus bisa mengenal para pahlawan selaku pejuang atau  para pendahulu. Dirinya berharap buku ini bisa dibaca, khususnya para pelajar dan umumnya warga masyarakat di Bantul.

Sedangkan Sutanto menjelaskan, buku ini berisi kumpulan puisi Akrostik dengan menggunakan nama pahlawan sebagai huruf awal. Tema puisi beraneka ragam, berupa motivasi, keindahan alam semesta, cinta, religi, kritik sosial, nasionalisme.

“Saya ingin agar pembaca bisa mengambil manfaat dari kata-kata yang tertuang sekaligus sambil mengenal nama-nama pahlawan yang telah berjasa bagi Negara Republik Indonesia tercinta. Tentunya sebagai warga Bantul saya sangat bahagia, dalam buku ini Bupati Bantul dan Bunda Literasi berkenan memberikan sambutan. Ini adalah kehormatan bagi saya,” pungkasnya.  (*)