Prambanan Jazz Festival Menjadi Konser Musik Live Streaming Terpanjang
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Prambanan Jazz Virtual Festival (PJVF) 2020 hari pertama sukses dihelat, Sabtu (31/10/2020). Hujan dan kondisi cuaca yang tidak menentu membuat pertunjukan Hybrid ini tidak mengalami kendala berarti.
Meskipun demikian, kualitas streaming Full High Definition yang dipertahankan panitia demi menjaga kualitas justru memberatkan penonton yang memiliki kualitas internet tidak memadai. Akhirnya beberapa penonton kesulitan menikmati artis idola mereka di panggung PJVF 2020.
Jeda waktu mempersiapkan panggung antar-penampil digunakan panitia untuk melakukan interview secara intim kepada artis pengisi acara menjadi hal baru yang tidak terbayangkan dalam sebuah pertunjukan live streaming.
Pertunjukan ini pula mengukuhkan PJVF 2020 sebagai konser musik streaming berdurasi panjang pertama di Tanah Air, yaitu selama enam jam dari pukul 16:00 hingga 22:00.
Sekalipun penonton tidak bisa hadir langsung ke venue, namun sensasi menonton konser secara langsung berusaha dihadirkan oleh Rajawali Indonesia selaku promotor dengan memasang wall fans yang memungkingkan artis dapat menyapa penonton melalui platform streaming digital. Melalui layar tersebut, mereka bisa langsung berinteraksi dengan artis laiknya menonton konser musik secara langsung, demikian pula sebaliknya.
Sepanjang acara, penonton juga menyaksikan pemutaran dokumenter Prambanan Jazz Festival, termasuk menghadirkan wawancara dan cerita dari orang-orang di balik panggung perhelatan akbar yang telah berusia enam tahun ini.
Dokumenter ini menegaskan Prambanan Jazz Festival menjadi satu-satunya festival musik kelas dunia yang lahir di Yogyakarta. Lahir dari peleburan alunan melodi dan kemegahan Candi Prambanan, Prambanan Jazz Festival bukan sekadar festival, melainkan dedikasi, loyalitas dan perjuangan banyak tangan.
Meskipun sempat mundur satu jam karena kendala teknis akibat cuaca, Joko In Berlin tetap menjadi pembuka perhelatan Prambanan Jazz Virtual Festival pada hari pertama, Sabtu 31 Oktober 2020. Band yang digawangi oleh Mellita Sie (vokalis), Kelana Halim (gitar), Fran Rabit (bas), Popo Fauza (kibor) serta Aditya Subakti (dram) ini membawakan enam buah lagu.
Dilanjutkan Fourtwnty menjadi penampil kedua, Ari Lesmana sang vokalis, membawakan enam buah lagu berjudul Realita, Diam-Diam Kubawa Satu, Hitam Putih, Zona Nyaman, Nematomorpha dan Fana Merah Jambu.
Sebagai artis yang tampil urutan ketiga, Isyana Sarasvati menghentak panggung PJVF 2020 dengan lagu hitsnya, Lexicon. Lagu yang disebut-sebut jati diri Isyana Sarasvati sesungguhnya ini disusul secara beruntun dengan tujuh lagu hits antara lain Sikap Duniawi, Mad, Ragu Semesta, Pendekar Cahaya, Lagu Malam Hari, Untuk Hati yang Terluka dan Unlock The Key.
“Saya senang bisa bermain lagi akhirnya, dan semoga ini menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan,” ujar Isyana Sarasvati pada akhir penampilannya.
Pusakata menjadi penampil selanjutnya juga mengusung delapan lagu hits berjudul Berdua Saja, Kita, Kita Hanya Sebentar, Pejamkan Matamu, Jalan Pulang, Aku, Kau, dan Malam, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan serta Akad.
Tompi, yang dalam Prambanan Jazz Festival kali ini menjadi visual director juga mengisi panggung dan menghibur penonton dengan tujuh lagu yang sebagian besar andalannya, antara lain Selalu Denganmu dan Menghujam Jantungku.
Seorang perempuan muda berbakat bernama Dere, juga ikut meramaikan Prambanan Jazz Virtual Festival 2020 dengan single terbarunya berjudul Kota. Karya ini ditulis bersama dengan Tulus. Karena kondisi kesehatan yang menurun, Tulus urung datang langsung ke Prambanan. Meski demikian dengan semangat yang sama, dalam live streaming-nya Tulus menjadi penutup Prambanan Jazz Virtual Festival 2020.
Founder sekaligus CEO Prambanan Jazz Festival, Anas Syahrul Alimi, mengatakan sebenarnya acara ini tidak sepenuhnya virtual. “Ini hybrid karena artis juga bermain langsung di venue,” ucapnya di sela-sela perhelatan PJVF 2020.
Anas mengungkapkan upaya menghadirkan penonton ke venue secara terbatas sudah dilakukan sampai detik-detik terakhir. Dia sudah membuat konsep berdiri untuk penonton berupa kotak pagar yang berisi maksimal empat orang. Konsep ini diadopsi dari konser di Newcastle Inggris. Namun di tengah kasus positif Covid-19 yang terus naik, hal ini tetap tidak mendapatkan izin.
“Walaupun bukan menjadi sebuah kontestasi, keadaan menantang kami untuk bertahan di masa depan, dengan mengusung konsep baru, Prambanan Jazz Festival kembali lagi dengan menggandeng 13 musisi terbaik tanah air, untuk membawa kembali kejayaan di tengah pandemi yang mengubah situasi,” kata Anas.
Co-Founder Prambanan Jazz Festival, Bakkar Wibowo, mengungkapkan festival ini mengusung semangat kolaborasi dan bukan berkompetisi. Dia justru merasa khawatir jika kreativitas mandek, oleh karena itu senantiasa berinovasi untuk menemukan rumus-rumus baru sehingga festival selalu berjalan di segala situasi.
“Keberhasilan Prambanan Jazz adalah keberhasilan tim kami,” ucap Bakkar. Protokol kesehatan ketat diberlakukan sepanjang Prambanan Jazz Virtual Festival 2020. Seluruh artis dan kru yang masuk venue wajib menunjukkan surat hasil rapid test.
Gugus Tugas Covid-19 DIY juga berada di luar pintu masuk dan mewajibkan setiap kru dan artis yang datang dan belum membawa surat hasil rapid test untuk mengikuti tes terlebih dulu. Di dalam venue, seluruh orang tanpa terkecuali wajib memakai masker dan jaga jarak. Fasilitas mencuci tangan serta hand sanitizer juga tersedia di sejumlah sudut. (*)