Pilkada Sleman Mengerucut Empat Nama, Elektabilitas Sukamto Tak Diragukan
Baru kali ini saya menerima berkas yang berbeda, bupati atau wakil bupati tidak dicoret.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Peta bakal calon bupati yang akan berkompetisi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman 27 November 2024 mulai mengerucut. Ada empat nama yang disebut-sebut memiliki peluang besar memperoleh rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan.
Dua di antaranya merupakan petahana yaitu Bupati Kustini Sri Purnomo dan Wakil Bupati Danang Maharsa. Sedangkan dua nama terakhir adalah mantan Sekda Sleman Harda Kiswaya serta Sukamto, anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Hampir pasti bakal calon bupati Pilkada Sleman tidak jauh-jauh dari empat nama tersebut. Hampir pasti rekomendasi dari DPP tidak jauh dari empat nama itu. Empat-empatnya mendaftar di PDI Perjuangan,” ungkap Gustan Ganda, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sleman.
Pengerucutan nama tersebut tidak lepas dari masuknya nama H Sukamto SH, anggota Komisi IX DPR RI yang secara resmi mengembalikan formulir pendaftaran ke Kantor DPC PDI Perjuangan Sleman, Rabu (29/5/2024).
Begitu berkas diserahkan oleh Sukamto didampingi Eko Joko Widiyatno SH CIL (anggota DPRD Kota Yogyakarta terpilih 2024-2029 dari PKB) serta dua orang stafnya masing-masing Suryo dan Hariyanto, berkas di dalam stopmap itu langsung diteliti.
Melakukan pemetaan
“Baru kali ini saya menerima berkas yang berbeda, bupati atau wakil bupati tidak dicoret. Seperti calon yang lain, Pak Kamto sudah melakukan pemetaan. Terserah keputusan partai apakah nanti mendapatkan rekomendasi sebagai calon bupati atau wakil bupati,” ungkap Ganda.
Dia merasa bahagia sekaligus mengapresiasi kehadiran politisi senior yang sudah mempercayakan PDI Perjuangan sebagai salah satu kendaraan maju Pilkada Sleman. “Besok sore rapat pleno, tanggal 31 Mei 2024 pagi dikirim ke Jakarta,” kata dia.
Kepada wartawan saat konferensi pers Ganda mengatakan elektabilitas Sukamto tidak perlu diragukan lagi. Apalagi yang bersangkutan pernah tiga periode menjabat anggota DPRD DIY dari daerah pemilihan (dapil) Sleman dengan perolehan suara penuh satu kursi.
Dari gambaran peta politik saat ini, menjawab pertanyaan apakah nantinya ada poros baru Pilkada Sleman, Ganda menyatakan keempat nama itulah yang saat ini dalam kondisi sangat siap mengikuti pilkada.
Artinya, jika ada yang tidak mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan pasti akan ada poros baru. Apakah ada dua atau tiga pasangan, Ganda menyatakan pihaknya tidak bisa berspekulasi soal rekomendasi.
Tidak bisa sendiri
Yang pasti, menjelang penutupan pendaftaran banyak yang mengembalikan formulir ke PDI Perjuangan Sleman dengan pilihan sebagai bakal calon wakil bupati.
PDI Perjuangan, lanjut dia, walaupun bisa mengusung calon sendiri namun demikian sesuai hasil rakernas maka DPD dan DPC ke depan harus memegang komitmen berkomunikasi dengan semua parpol. “Kami tidak bisa sendiri meskipun bisa mengusung sendiri,” kata dia.
Sukamto saat ditanya wartawan mengenai alasannya kenapa memilih mendaftar lewat PDI Perjuangan, politisi kelahiran Sragen Jawa Tengah yang sejak tahun 1966 menjadi warga Sleman itu menjawab sangat naif jika tidak tertarik dengan PDI Perjuangan. “Karena PDI Perjuangan itu partai besar,” ungkap pensiunan Polri itu.
Terus terang Sukamto mengakui dirinya mendaftar ke berbagai parpol. Selain PKB, juga Partai Golkar dan Gerindra. Ini dilakukan semata-mata untuk menjalin kepedulian. “Andaikan saya dicalonkan oleh salah satu partai, saya tetap peduli. PKB itu fleksibel dengan siapa pun,” tambahnya.
Calon lain
Menurut Sukamto, pada dasarnya semua calon pasti memiliki potensi. Kelak apabila dirinya terpilih sebagai Bupati Sleman maka bentuk kepedulian itu terus dijaga dengan tidak meninggalkan calon-calon lainnya.
“Kalau saya jadi pimpinan Sleman, calon-calon yang tidak jadi saya undang, akan kami jadikan penasihat. Jangan sampai terjadi sentimen,” ungkapnya.
Suami dari Ny Hj Suharni ini menyampaikan tekadnya siap memajukan dan menyejahterakan masyarakat di antaranya dengan mengotimalkan potensi kawasan wisata Kaliurang serta sumber daya alam lereng Merapi.
Hampir 50 tahun menjadi Ketua RW hingga sekarang, Sukamto juga ingin semua RT dan RW di Kabupaten Sleman memperoleh insentif bulanan seperti yang diterima oleh pamong kalurahan. (*)