Peresmian Overpass Tegalgondo Dilakukan Secara Virtual

Peresmian Overpass Tegalgondo Dilakukan Secara Virtual

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Peresmian overpass perlintasan kereta api di Desa Tegalgondo, Kecamatan Butuh, Purworejo, dilakukan secara virtual, mengingat masih dalam siatuasi pandemi.

Guna mendukung program pemerintah untuk keselamatan masyarakat, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghilangkan perlintasan sebidang. “Dengan dihapuskannya perlintasan sebidang dapat memberikan manfaat cukup besar untuk peningkatkan pengguna kereta api dan pengguna jalan raya," kata Putu Sumarjana, Kepala Balai Teknik Jateng 1, saat peresmian, Kamis (7/1/2021).

Putu mengatakan, pembangunan overpass perlintasan kereta api di Desa Tegalgondo menelan dana sebesar Rp 53.329.381.000 yang bersumber dari APBN. Untuk pembangunan tahap 1, tahun 2017 hingga tahun 2020 sebesar Rp 27.554.590.000 dan penyelesaian di tahap 2 tahun 2020 menelan anggaran sebesar Rp 25.774.791.000.

"Pembangunan struktur overpass perlintasan kereta api dengan teknik Corrugated-Mortar Busa Pusjatan (CMP) yaitu teknologi yang diterapkan pada pembangunan flyover," imbuh Putu.

Bupati Purworejo, Agus Bastian, dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Kabupaten Purworejo mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia khususnya Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang telah membangun Overpass Tegalgondo. Juga untuk Ir Sudjadi selaku Anggota Komisi V DPR RI yang telah memfasilitasi terwujudnya pembangunan overpass tersebut.

"Perlintasan sebidang di Desa Tegalgondo selama ini menjadi akses mobilitas utama sehari-hari bagi warga sejumlah desa. Dengan adanya overpass, masyarakat dapat melewati rel ganda dengan aman dan tidak perlu memutar sejauh 17 kilometer untuk menuju jalan raya, serta mencegah terjadinya kecelakaan antara pengguna jalan dengan kereta api," katanya.

Bupati menambahkan, dibangunnya overpass karena dari data historis telah diketahui kondisi tanah yang berdaya dukung rendah dengan muka air tanah yang cukup dangkal.

 

Menurut Agus Bastian, pembangunan overpass ini merupakan solusi untuk meningkatkan perjalanan kereta api dan dapat menjadi salah satu model dalam menangani permasalahan perlintasan sebidang bagi daerah lain.

"Ternyata sekarang ini overpass Tegalgondo sudah menjadi destinasi wisata dadakan. Overpass ini memang menjadi bangunan yang sangat megah dan menonjol dibanding sekitarnya, sehingga menarik perhatian warga untuk melihat dari dekat dan berswafoto. Hanya saja, ke depan perlu ditata sedemikian rupa agar fungsi utamanya sebagai jalur transportasi tidak terganggu," pesannya.


Bupati menambahkan, setelah diresmikannya overpass ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik, sehingga apa yang diharapkan bersama dapat diwujudkan sesuai dengan visi dan misi membangun daerah. “Kita juga berharap agar pembangunan overpass seperti ini maupun sarana prasarana publik lainnya, bisa dibangun di lokasi-lokasi lainnya di Kabupaten Purworejo,” katanya.

Sedangkan Direktur Jendral (Dirjen) Perkeretaapian, Ir Julfikri, dalam sambutan secara virtual mengatakan sesuai dengan amanah UU Nomor 23 Tahun 2007 pasal 91 ayat 1, bahwa perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak sebidang.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Pemerintah Kabupaten Purworejo. Dengan telah dihapusnya perlintasan sebidang antara kereta api dengan jalan raya ini memberikan manfaat yang cukup besar, antara lain meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan raya.

"Dengan overpass Tegalgondo ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Kabupaten Purworejo dan ke depannya dapat mengurangi angka kecelakaan di perlintasan sebidang. Seperti disampaikan bupati sebelumnya, masyarakat tidak perlu lagi mutar sepanjang 17 kilometer untuk mencapai jalan raya," terang Julfikri.

Overpass Tegalgondo kini menjadi destinasi wisata. Masyarakat berbondong-bondong untuk berswafoto. Dan terdapat pedagang asongan bersama warga dapat memanfaatkan sisi lain dari overpass tersebut.

"Kami juga sudah menerima usulan pembangunan overpass di desa Plandi, Kecamatan Purwodadi. Kita akan melihat kelayakan pembangunan overpass ini, apakah masyarakat bersedia menjaganya," ungkap Julfikri. (*)