Ada Satu Orang Positif Covid-19 di Bantul

Ada Satu Orang Positif Covid-19 di Bantul

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, H Helmi Jamharis MM, mengungkapkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Bantul terus meningkat.

“Tentu ini hal yang tidak pernah kami inginkan. Diharapkan tren ini bisa nenurun secara terus menerus,” kata Sekda dalam jumpa pers di lobi Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Jumat (20/3/2020) siang. Turut mendampingi, Plt Assek 1 Bidang Pemerintahan Hermawam Setiaji SIP dan Ketua Satgas Penanganan Covid 19 Kabupaten Bantul dr Sri Wahyu Joko Santoso.

Menurut Sekda, beberapa langkah sudah dilakukan. Diantaranya pembentukan gugus tugas Covid- 19 dengan SK nomor 135 Tahun 2020. Juga melaksanakan penyemprotan di area publik, perkantoran, masjid, gereja dan tempat pelayanan publik. Penyemprotan dilakukan oleh pemerintah atau warga masyarakat secara mandiri.

Selain itu, membuat web soal Covid-19 sehingga masyarakat bisa memonitor perkembangan. Untuk upload kondisi ini setiap sore jam 15.00 setelah provinsi upload pada jam 14.00.

“Juga screening pemantauan kesehatan pada rombongan, misalnya karya wisata. Hari ini screening terhadap ASN ditambah perangkat daerah, satpol PP dan setwan sejumlah 650 orang,” kata Sekda.

Selain screening, juga konsultasi. Memberi informasi dan kesempatan pada ASN yang pernah mengalami ketersingungan dengan PDP untuk melakukan isolasi mandiri agar tidak memperluas penularan virus Corona dengan cara melaksanakan pekerjaan dari rumah.

Dilakukan pula  kontrak tracking dengan pasien yang masuk dalam PDP. Serta  mempersiapkan anggaran untuk melakukan kegiatan mendesak oleh perangkat daerah baik Dinkes ataupun RS Panembahan Senopati agar maksimal di OPD masing-masing. Solusi dengan dana tidak terduga.

“Kami baru saja rapat untuk pemenuhan anggaran Rumah Sakit Panembahan Senopati membutuhan Rp 3,26 miliar dan Dinkes Rp 6 miliar kaitan sebagai upaya preventif atau promotif,” katanya.

Juga dilakukan penyemprotan di tempat publik seperti pasar. Tahap awal lima lokasi, yakni Pasar Imogiri, Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Piyungan dan Pasar Barongan. Penyemprotan setelah pasar tutup sehingga geliat ekonomi tetap berjalan.

“Jangan panik, tapi mari memproteksi diri sesuai protokol keamanan lewat Menteri Kesehatan,” katanya.

Sementara Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso, menyatakan berdasarkan catatan dan pelaporan di Dinkes Bantul, saat ini ODP ada  31 pasien dan 9 PDP. Satu diantaranya positif Corona dan sekarang dirawat di RS Panembahan. Ada juga satu PDP meninggal, namun hasil laboratorium hingga kini  belum keluar.  Sementara untuk 1 PDP diantaranya diijinkan pulang karena negatif Corona. Adapun sebaran pasien ada di 12 kecamatan baik pasien ODP maupun PDP.

Ke-12 kecamatan tersebut adalah Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Jetis, Kasihan, Pandak, Piyungan, Pleret, Pundong, Sewon dan Srandakan.

“Data tadi merupakan rangkuman dari seluruh laporan mulai Puskesmas hingga sebagian dari luar,” katanya.

Namun ketika ditanya wartawan mengenai identitas pasien yang positif, pria yang akrab disapa dr Oki ini tidak menjelaskan. “Identitas pasien, sesuai UU Kesehatan dan protokol komunikasi, tidak boleh dipublish tanpa ijin pasien, keluarga atau Kemenkes. Sehingga hanya boleh menyampaikan jumlah dan sebaran saja,” katanya.

Adapun pasien positif tadi adalah adalah ASN yang berumah di Jakarta sehingga bolak balik ke Bantul. Masuk perawatan sejak Kamis (12/3/2020) lalu. Yang bersangkutan adalah pejabat di instansi vertikal. Gejala batuk lama, sesak dan panas tinggi.

Saat ini pihaknya juga melakukan kontak tracing yang terlapor 121 orang tersebar bukan hanya Bantul namun kabupaten lain. Yang lain on proses dan sedang dilacak.

Adapun  untuk layanan rujukan Corona virus di Bantul ada 5 rumah sakit yakni RS Panembahan (6 bed), RS Bantul (3 bed), RSPS Harjo Lukito belum ada laporan jumlah bed, RS Elizabeth (2 bed) dan RS UII (2 bed). (eru)