Perayaan Milad ke-44, UMY Memperkuat Posisi di Kancah Global
UMY kini mendidik 19.724 mahasiswa dengan dukungan 659 dosen, termasuk 53 guru besar dan 147 lektor kepala.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi dengan reputasi internasional saat menggelar UMY Award dalam rangkaian peringatan Dies Natalis ke-44, Senin (28/4/2025).
Acara yang berlangsung di Ballroom Gedung Student Dormitory UMY ini menampilkan capaian signifikan kampus yang kini menempati peringkat 1501 versi Times Higher Education pada 2025.
"UMY didirikan dengan semangat kemandirian, berangkat dari spirit para pendiri, dan semangat itu terus kita lanjutkan," ungkap Prof Dr Achmad Nurmandi M Sc, Rektor UMY.
Di kancah global, dia menyatakan visi universitas untuk berorientasi internasional telah membuahkan hasil dengan 80 persen program studi meraih akreditasi unggul.
Mahasiswa asing
Dalam perjalanan 44 tahun, UMY kini mendidik 19.724 mahasiswa dengan dukungan 659 dosen, termasuk 53 guru besar dan 147 lektor kepala. Internasionalisasi kampus semakin nyata dengan keberadaan 350 mahasiswa asing, termasuk 25 mahasiswa Afghanistan yang mayoritas perempuan.
"Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam moderat yang mempunyai reputasi baik di dunia internasional, sehingga negara-negara Muslim berminat menyekolahkan mahasiswanya di UMY," jelas Nurmandi.
Dari sisi penelitian, UMY mencatatkan prestasi dengan 4.020 publikasi terindeks, dengan 1.025 dokumen dihasilkan pada 2024 saja. Pendanaan penelitian eksternal mencapai Rp 14 miliar, meningkat signifikan dari Rp 5 miliar menjadi Rp 8 miliar pada 2023-2024.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, yang memberikan pidato kunci dalam acara tersebut, menekankan pentingnya kampus mengembangkan konsep Entrepreneurial University.
Tiga aspek
"Universitas harus menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan, kreasi, inovasi dan kolaborasi dengan industri," ujarnya.
Mukti menyoroti tiga aspek penting Entrepreneurial University: kurikulum adaptif, dukungan inkubasi startup dan kolaborasi industri. Dia juga menekankan pentingnya soft skill dan kemampuan teknis bagi mahasiswa.
"Lulusan universitas tidak hanya siap kerja, tetapi mereka juga mampu menciptakan lapangan kerja baru, dengan demikian secara langsung atau tidak langsung berkontribusi dalam kemajuan bangsa," tegasnya.
Sebagai contoh penerapan kurikulum adaptif, Mukti menjelaskan pentingnya pemahaman tentang Governance, Risk and Compliance (GRC) yang relevan dengan institusi seperti BPJS Kesehatan.
Alumni UMY
UMY Award Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia kali ini dianugerahkan kepada Novel Baswedan. UMY Award menjadi momentum pengakuan terhadap prestasi civitas akademika UMY. Data menunjukkan bahwa 60 persen alumni UMY bekerja di sektor swasta, 14 persen di pemerintahan dan 6 persen berwirausaha.
Dengan komitmen beasiswa internal sebesar 8 miliar rupiah dan beasiswa eksternal Rp 9 miliar, UMY menegaskan pendidikan berkualitas tidak hanya bagi kalangan ekonomi kuat, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. (*)