Penyakit Ginjal Kronis Disebut Paling Mematikan

Penyakit Ginjal Kronis Disebut Paling Mematikan

KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- Penyakit ginjal kronis (PGK) masih menjadi salah satu momok penyakit paling mematikan di dunia. Satu dari sepuluh orang di dunia tercatat menjadi pesakitan setelah dokter memvonis mereka.

“Sayangnya sembilan dari sepuluh orang tersebut telat menyadari bahwa mereka sedang dalam bahaya,” ujar Tony Richard Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Jumat (11/3/2022).

Dia menjelaskan mereka yang tidak mengetahui telah mengalami gagal ginjal karena minimnya literasi dan edukasi tentang bahaya dan tanda-tanda terkena sakit ginjal

Hal ini menjadi persoalan besar di dunia dan segera harus diselesaikan agar tidak semakin banyak  yang jatuh sakit.

Bertepatan dengan World Kidney Day (WKD) yang tahun ini jatuh pada Kamis (10/3/2022), dibutuhkan kerja nyata dan kolaborasi untuk memberikan edukasi kesehatan ginjal bagi masyarakat.

Adapun tema tahun ini adalah Ginjal Sehat untuk Semua: Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan untuk Kesehatan Ginjal yang Lebih Baik.

Sebagaimana diketahui, PGK juga berdampak pada kehidupan sosial seperti keterbatasan bekerja, bepergian, pendidikan, keuangan, diet yang terbatas, perubahan gaya hidup dan aktivitas sosial yang akan berakibat pada rendahnya kualitas kesehatan pasien karena merasa dirinya tidak berguna.

Untuk itu diperlukan upaya pendekatan komunikasi dan edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, membangun kekuatan strategi dan upaya mengelola stres sehingga berguna ketika mengalami kesulitan dan trauma saat memulai tindakan dialisis.

Selain itu, juga dibutuhkan dorongan semua stakeholder untuk memastikan bahwa diskriminasi dan kesenjangan dalam sistem pelayanan kesehatan juga perlu diidentifikasi, sehingga semua pasien diberi kesempatan untuk bersuara.

Akses informasi dialisis yang baik juga akan memberikan rasa nyaman bagi pasien. Saat pandemic, banyak pasien ginjal kronis yang mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak-pihak tertentu.

Misalnya banyak pasien ginjal kronis yang menderita Covid-19 tidak diterima oleh pihak rumah sakit untuk menjalani proses dialisis. Ini mengakibatkan turunnya kualitas hidup  dan dapat mengancam keselamatan nyawa pasien.

Angka mortalitas pasien ginjal kronis yang terpapar Covid-19 meningkat. Kejadian ini sangat fatal, karena telat melakukan dialisis atau cuci darah sama saja memperburuk kualitas kesehatan dan kematian adalah keniscayaan.

Sebagaimana diketahui dialisis menjadi jalan pengganti fungsi ginjal yang sudah rusak dan tidak akan pernah kembali sehat.

Sekretaris Jenderal KPCDI Petrus Haryanto menambahkan penyakit gagal ginjal dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup sehat membuat orang terhindar dari penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi, dua penyakit penyebab utama gagal ginjal, yang berujung cuci darah dan hidupnya bergantung pada mesin hemodialisis. (*)