Pengalaman Baru Menikmati Pameran Moda-Modif di Galeri Rumah DAS
Kami ingin mengubah persepsi bahwa penutupan pameran itu harus formal dan kaku.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sabtu siang yang cerah di Galeri Rumah DAS menjadi saksi bagaimana sebuah pameran seni dapat ditutup dengan cara yang tak biasa.
Pameran Moda-Modif, yang telah berlangsung tiga minggu sejak 20 Desember 2024 mengakhiri perjalanannya dengan gelaran Pasar Setu Pon - sebuah pasar gotong royong yang biasanya hadir setiap Sabtu Pon dalam penanggalan Jawa.
"Kami ingin mengubah persepsi bahwa penutupan pameran itu harus formal dan kaku. Justru ini momen yang tepat untuk mempertemukan seni dengan masyarakat dalam suasana yang lebih cair," ujar Dinar Nur Zaky, Media Relations Galeri Rumah DAS, Sabtu (11/1/2025), sambil melihat keramaian pengunjung yang memadati area galeri.
Berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya, Pasar Setu Pon di Rumah DAS dikonsep Shop-Learn-Chill yang unik. Para pengunjung tidak hanya sekadar berbelanja tetapi juga dapat mengikuti berbagai lokakarya menarik.
Pengunjung muda
Dari sudut Pojok Seni Rupa Anak terdengar tawa riang anak-anak yang sedang belajar melukis, sementara di sisi lain aroma sedap menguar dari area Take Over Kedai yang dipenuhi pengunjung muda.
"Sebenarnya ini adalah perpaduan yang sangat organik. Para seniman muda yang memamerkan karyanya di Moda-Modif memiliki semangat yang sama dengan konsep Pasar Setu Pon - yaitu gotong royong dan berbagi pengetahuan," tambahnya.
Yang menarik, 17 seniman muda berpameran tidak hanya datang sebagai tamu kehormatan, tetapi turut menggulung lengan membantu berlangsungnya pasar.
Beberapa dari mereka bahkan membuka lokakarya, seperti Lokakarya Cetak Saring dan Watercolor, berbagi ilmu dengan pengunjung yang antusias.
Pemilik galeri
Rohman selaku ketua pameran yang juga mahasiswa semester 5, mengakui tantangan dari Dyan Anggraini selaku pemilik galeri telah membawa mereka melampaui ekspektasi.
"Awalnya kami hanya ingin membuat pameran pertama di luar kota. Tapi lihat sekarang, kami bisa menciptakan ruang yang begitu hidup dan inklusif," ujarnya dengan mata berbinar.
Komitmen terhadap lingkungan juga menjadi fokus utama dalam acara penutupan ini. Panitia dengan cermat memilih material yang mudah didaur ulang dan menerapkan sistem pengelolaan sampah yang ketat.
"Ini bukan sekadar pameran atau pasar, tapi juga edukasi tentang bagaimana kita bisa berkesenian sambil menjaga bumi," jelasnya.
Seduhan teh
Secangkir Cengkrama, sesi teh tematis yang digelar di sela-sela keramaian pasar, menjadi oasis bagi pengunjung yang ingin berdiskusi santai sambil menikmati seduhan teh.
Di pojok lain, suara musik elektronik dari sesi Live Coding Music berpadu dengan visual yang memukau, menciptakan atmosfer kontemporer yang unik.
"Moda-Modif bukan hanya nama pameran, tapi juga cerminan bagaimana generasi muda bisa memodifikasi cara pandang tentang seni dan komunitas. Kami di Rumah DAS percaya bahwa seni harus bisa dinikmati semua kalangan, dan penutupan pameran hari ini membuktikan bahwa hal itu sangat mungkin terwujud," ungkapnya.
Matahari mulai condong ke barat, tetapi semangat di Pasar Setu Pon masih membara. Para pengunjung masih betah berlalu-lalang di antara tenant, workshop masih dipenuhi peserta yang antusias, dan obrolan-obrolan ringan masih mengalir ditemani secangkir teh.
Penutupan Pameran Moda-Modif mungkin menandai berakhirnya satu periode, tetapi semangat berkesenian yang inklusif dan berkelanjutan yang ditanamkan akan terus hidup dalam ingatan setiap orang yang datang. (*)