Pasar Hewan Ambarketawang Sleman Diawasi Ketat
Dalam kondisi normal, rata-rata sapi yang masuk pasar berkisar 270 hingga 300 ekor.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mengambil kebijakan tetap membuka Pasar Hewan Ambarketawang dengan memperketat pengawasan ternak sebelum masuk. Ini sesuai permintaan masyarakat agar stabilitas ekonomi terjaga.
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Ir Suparmono MM, Senin (13/1/2025), menyatakan pasar hewan tetap dibuka tetapi dengan memperketat pengawasan sehingga ekonomi masyarakat peternak tetap bergerak.
“Jika pasar hewan ini ditutup maka ekonomi masyarakat yang terdampak. Di beberapa daerah lain pasar hewan ditutup, di Sleman pasar hewan tetap dibuka tapi skrining awal sapi masuk kita perketat,” ungkap Suparmono seraya menambahkan pihaknya juga telah melakukan pemantauan Pasar Hewan Ambarketawang Jumat (10/1/2025) silam.
Menurut Suparmono, UPTD Pasar Hewan Ambarketawang sudah menerapkan SOP masuknya ternak. Setiap kendaraan yang masuk ke area pasar harus disemprot desinfektan.
Petugas medis
Sebelum disemprot ternak akan diperiksa terlebih dahulu oleh petugas medis veteriner. “Saat melakukan pantauan ada dua armada yang kami tolak masuk ke pasar karena sapinya menunjukan gejala PMK,” ujarnya.
Dia menjelaskan, meskipun mengalami penurunan signifikan akibat merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), transaksi jual beli ternak sapi di Pasar Hewan Ambarketawang sudah lebih baik dari pasaran sebelumnya.
Berdasarkan catatan, lanjutnya, jumlah sapi yang masuk pasar pada hari Jumat itu sebanyak 110 ekor sedangkan pada awal tahun kemarin hanya 70 ekor. Dalam kondisi normal, rata-rata sapi yang masuk pasar berkisar antara 270 hingga 300 ekor.
“Setiap pasaran biasanya 20-30 ekor sapi terjual dengan rata-rata nilai transaksi mencapai Rp 300 juta hingga Rp 600 juta untuk setiap pasaran. Namun saat ini, hanya 8 ekor sapi yang terjual dengan nilai transaksi di kisaran Rp 100 juta,” jelasnya.
Kebersihan kandang
Suparmono mengimbau peternak agar melakukan vaksin PMK, selain juga harus menjaga kebersihan kandang, tidak memasukan hewan dari luar daerah. Jika di suatu kelompok ada sapi yang bergejala maka dikumpulkan dan dikarantina sehingga dokter hewan lebih mudah memantau.
“Untuk penyemprotan desinfektan di kandang, apabila diperlukan DP3 Sleman melalui Poskeswan siap membantu,” jelasnya.
Kepala UPTD Pasar Hewan Ambarketawang dan Rumah Potong Hewan, Yuda Andi Nugroho, menyatakan berbagai langkah antisipasi pencegahan penularan PMK telah dilakukan.
Pihaknya menerapkan pengawasan ketat terhadap ternak yang datang, bekerja sama dengan petugas medis dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman.
Melewati gerbang
Setiap kendaraan yang mengangkut ternak ke pasar harus melewati gerbang disinfeksi. Tak hanya itu, setelah kegiatan pasaran, petugas melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh area pasar hewan.
“Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan penyebaran PMK dapat ditekan dan aktivitas jual beli ternak sapi di Pasar Hewan Ambarketawang dapat kembali normal,” kata Yuda.
Salah seorang pedagang sapi, Heru asal Kota Yogyakarta, secara langsung mengungkapkan harapannya agar pasar hewan jangan sampai ditutup karena akan sangat merugikan peternak. Meski penghasilan yang diperoleh menurun tetapi bisa untuk keberlanjutan usaha.
Hal senada disampaikan Bartono asal Keceme, Triharjo Sleman yang menyatakan lesunya transaksi pasar hewan itu sehingga dia bersama rekannya Mulyadi dari Magelang mendapatkan Rp 100 ribu sebagai uang bagi hasil penjualan sapi dari peternak.
Lain halnya dengan Mulyono dari Kajangkoso Pakis Magelang, momen turunnya harga sapi karena PMK dapat dimanfaatkan untuk memborong pedhet atau anak sapi. (*)