Pasokan Kebutuhan Pangan Aman Hingga 9 Bulan

Pasokan Kebutuhan Pangan Aman Hingga 9 Bulan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo optimis mampu menjamin pasokan kebutuhan pangan penduduk di Sleman hingga 8-9 bulan ke depan. Hal itu dikarenakan, saat ini petani di wilayah Sleman sedang memasuki panen raya padi yang ditanam pada musim tanam pertama yaitu pada bulan Oktober hingga Desember Tahun 2022.

“Kita patut bersyukur dengan adanya panen di awal tahun ini. Karena dengan melihat luasan hektar yang ada, kita optimis kebutuhan pangan penduduk Sleman terjamin hingga 8-9 bulan ke depan,” ungkap Kustini usai kegiatan Panen Raya Padi bersama Kelompok Tani Ngudi Makmur di Prumpung, Sardonoharjo, Ngaglik, Rabu (8/3/2023).

Kustini menyampaikan luas tanam berturut-turut pada 3 bulan tersebut adalah 1.664 ha, 3.352 ha dan 10.597 ha. Berdasarkan luasan tanam tersebut, dengan asumsi produktivitas rata-rata seperti tahun sebelumnya sebesar 5,8 ton/ha, maka diperkirakan akan tersedia beras sebesar 5.857 ton pada bulan Februari, 11.798 ton pada bulan Maret dan 38.565 ton pada bulan April 2023 atau sebesar 56.220 ton beras dalam 3 bulan ini.

“Kita sudah hitung kebutuhan konsumsi beras rata-rata masyarakat kita 171,92 g/hari. Dan jumlah penduduk kita kurang lebih 1.2 juta jiwa atau kira-kira hanya 210 ton (konsumsi beras) per hari. Insyallah sangat cukup dan bahkan kita tetap bisa menyumbang kebutuhan pangan masyarakat di DIY,” jelas Kustini.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono mengatakan, kegiatan ini merupakan panen padi sehat yang dilakukan di lahan seluas 27 Ha milik Kelompok Tani Ngudi Makmur dengan varietas Inpari 42 dan Ciherang.

Kelompok ini, dikatakan Suparmono telah melaksanakan tanam padi secara budidaya tanam sehat bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY dan terus dipertahankan sehingga bisa menjadi rintisan budidaya padi secara organik.

“Kami berharap pendampingan DPKP DIY hingga mendapatkan sertifikasi organik,” kata Suparmono.

Selain panen padi, kegiatan hari ini juga dilakukan gerakan pemassalan Biosaka yang merupakan produk buatan anak bangsa.

“Pada kesempatan ini juga dilakukan gerakan pemassalan dan pemasyarakatan Biosaka melalui Kelompok tani Ngudi makmur Prumpung Sardonoharjo Ngaglik dengan pembuatan biosaka bersama dan selanjutnya pengaplikasian pada musim tanam berikutnya,” jelas Suparmono

Aplikasi penggunaan biosaka sudah banyak diterapkan di beberapa wilayah di Kabupaten Sleman dan untuk sementara hasilnya pertumbuhan tanaman bagus dan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit.

Berkaitan dengan agenda panen raya ini, Suparmono mengajak mengajak Lembaga Distrubusi Pangan Masyarakat (LDPM) dan Gapoktan untuk menyerap hasil panen tahun ini. Sleman memiliki 21 LDPM dan 3 Gapoktan yang menjadi penyangga beras Sleman. Terhadap 3 gapoktan tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman telah melengkapi sarana berupa combine harvester, RMU, Vertikal Dryer, mesin packing bahkan juga dengan alat sortir beras (Color Sorter).

Dalam upaya menjaga kontinyuitas produksi gabah/padi dimana target produksi hingga akhir tahun sebesar 256.708 ton GKG pada luas tanam 42.363 ha, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mendukung melalui anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Sleman, DAK Fisik Pertanian dan Dana Keistimewaan DIY sebesar Rp 16 miliar.

Berbagai program telah direncanakan dan dilaksanakan diantaranya 6 paket pengembangan padi sembada merah/hitam, 3 paket Sekolah Lapang Budidaya Tanaman Pangan, 12 paket Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu. Kemudian 8 paket Sekolah Lapang Padi Organik, gerakan pengendalian hama dan penyakit, pendampingan alat mesin pertanian berupa 21 unit traktor, 8 unit power threser, 53 unit pompa air dan 38 unit kendaraan roda tiga dan pembangunan sarana sumber-sumber air berupa 34 unit Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, 27 unit pembangunan sumur dengan kedalaman 15 meter atau 30 meter. (*)