Pencarian Siswa SD Tenggelam di Pantai Dewaruci Dihentikan

Pencarian Siswa SD Tenggelam di Pantai Dewaruci Dihentikan

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Operasi pencarian korban tenggelam di Pantai Dewaruci Desa Jatimalang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, sudah dihentikan, Minggu (30/5/2021) pukul 14:00.

Pencarian terhadap Aswa Alfitra (13) siswa SD Maduretno Desa Nampurejo sudah berlangsung tujuh hari sejak Senin (24/5/2021).

Seperti diberitakan, pada Senin (24/5/2021), terjadi kecelakaan laut mengakibatkan korban meninggal dunia atas nama Galang Surya Ramadhan (13) dan satu korban lainnya Aswa Alfitra (13) belum ditemukan keberadaannya. Kedua bocah dari Desa Nampurejo tersebut terseret ombak saat mandi Pantai Dewaruci.

Amin Riyanto dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Cilacap mengatakan, tim SAR (Search and Rescue) gabungan sudah melakukan penyisiran darat maupun laut. Sampai hari ketujuh korban belum berhasil ditemukan.

“Sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) dari Basarnas, operasi ditutup jika pencarian selama tujuh hari korban belum ditemukan dan tidak ada permintaan perpanjangan pencarian dari keluarga korban,” ungkap Amin saat dihubungi melalui saluran telepon, Selasa (1/6/2021).

Menurut Amin, pihaknya akan terus memantau dan siap siaga apabila pada kemudian hari terdapat info ataupun tanda-tanda keberadaan dari korban.

“Kita telah menyebar info kepada organisasi SAR dan para nelayan soal kecelakaan di Pantai Dewaruci, nanti kalau ada info kita berkoordinasi dengan organisasi maupun komunitas SAR di daerah untuk membantu evakuasi,” jelasnya.

Operasi melibatkan sekitar 170-an personel SAR gabungan dengan dua metode pencarian yaitu pencarian darat dan laut. Hari pertama sampai kelima pencarian hanya dilakukan di darat dengan radius pencarian 10 kilometer ke kiri dan ke kanan dari tempat kejadian, karena adanya gelombang tinggi.

“Kemudian pada hari keenam baru berani dilakukan pencarian di tengah laut karena gelombang sudah normal, tapi pencarian hari terakhir gelombang kembali tinggi dan pencarian kembali dilakukan di sekitar pantai,” jelasnya.

Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat operasi pencarian. Selain itu, juga meminta maaf kepada keluarga korban karena setelah tujuh hari pencarian korban belum ditemukan.

Frengky selaku Koordinator Posko Pencarian mengatakan, ada hambatan serius pada saat pencarian.Frekuensi radio yang digunakan untuk pencarian terganggu frekuensi radio dari Kabupaten Cilacap sebelah barat dan diduga berasal dari stasiun Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) yang ada di sana.

“Sudah kita lakukan hubungan, kita minta teman-teman di sana untuk menonaktifkan radio itu, kita beri pengertian tapi tidak ada tanggapan,” ungkapnya.

Menurutnya, hal itu mengganggu komunikasi saat operasi pencarian korban. RAPI Jawa Tengah perlu memberikan peringatan. “Karena operasi ini soal kemanusiaan jadi kita tidak main-main dalam pencarian ini,” tandasnya. (*)