Pemilu Damai Tak Bisa Ditawar Lagi, Tiga Tokoh Peroleh Penghargaan dari LKNI-Pusat

Keistimewaan DIY harus menjadi pendorong suksesnya perhelatan politik lima tahunan.

Pemilu Damai Tak Bisa Ditawar Lagi, Tiga Tokoh Peroleh Penghargaan dari LKNI-Pusat
Penerima Penghargaan Kebudayaan Nugraha Satya Bhakti Budaya dari LKNI – PUSAT, Sabtu (7/10/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pemilu 2024 sebagai perhelatan politik lima tahunan secara nasional harus berjalan damai, begitu pula di Yogyakarta yang menyandang predikat sebagai Kota Budaya, Kota Pelajar dan Kota Pariwisata.

Inilah yang melandasi digelarnya Workshop Kebangsaan Pesta Demokrasi#2024 Yang Bermartabat & Berbudaya, Dari Jogja Istimewa Untuk Indonesia, Sabtu (7/10/2023). Acara yang berlangsung di Hotel Royal Darmo Yogyakarta itu merupakan hasil kerja sama Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI) - PUSAT dengan Paniradya Kaistimewan DIY.

“Kita sepakat, pemilu yang damai tidak boleh ditawar-tawar lagi. Kesuksesannya menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa dan masyarakat di DIY,” ungkap dr Etty Kumolowati M Kes, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan.

Saat membacakan sambutan tertulis Wakil Gubernur DIY Paku Alam X sekaligus membuka kegiatan itu ditandai pemukulan gong, lebih lanjut Etty menyampaikan tema workshop kali ini sangat tepat.

Menurut Paku Alam X, pemilu yang berasas langsung, umum bebas dan rahasia serta jujur dan adil (luber jurdil) sudah selaras dengan nilai-nilai budaya lokalitas DIY. Maka, Keistimewaan DIY harus menjadi pendorong suksesnya perhelatan politik lima tahunan tersebut.

Pembukaan Workshop Kebangsaan 'Pesta Demokrasi#2024 Yang Bermartabat & Berbudaya, Dari Jogja Istimewa Untuk Indonesia, Sabtu (7/10/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Workshop ini menjadi ajang nyata seluruh elemen bangsa, sesuai bidang urusan dan batas-batas kewenangannya untuk ikut menyukseskan Pemilu 2024,” ujarnya.

Upaya merealisasikan pemilu yang damai, menurut dia, Pemda DIY sudah melaksanakan berbagai langkah antara lain melalui MoU dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY. Selain itu, di tingkat Kota Yogyakarta juga sudah dilaksanakan deklarasi pemilu damai yang melibatkan 14 kemantren.

Disebutkan, sejak Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan maka ada kewajiban formal dan mental untuk senantiasa menjaga ruh keistimewaan DIY yaitu Hamemayu Hayuning Bawana beserta turunan di bawahnya.

“Kewajiban lainnya adalah keistimewaan DIY harus diimplementasikan untuk NKRI,” ujarnya seraya memberikan apresiasi kepada LKNI – PUSAT yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Pembukaan workshop dimeriahkan pergelaran tari Beksan Menak Kakung Umarmoyo Umarmadi karya Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Persembahan tari Beksan Menak Kakung Umarmoyo Umarmadi karya Sri Sultan Hamengku Buwono IX. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Tarian ini berkisah mengenai dua orang ksatria yang bertanding, salah seorang akhirnya mengalah demi terwujudnya perdamaian.

Begitu pula dengan pesta demokrasi Pemilu 2024, semua peserta silakan bertanding atau berkompetisi akan tetapi begitu selesai maka kehidupan di masyarakat harus damai kembali.

Ketua Umum LKNI – PUSAT Drs Totok Sudarwoto menyampaikan apresiasi kepada Paniradya Kaistimewan DIY atas dukungan Dana Keistimewaan dan terealisasinya giat kebangsaan ini.

Menurut Totok, workshop kali ini berangkat dari keinginan bersama dan aspirasi dari Jogja yang istimewa untuk Indonesia agar bisa ikut andil dan cawe-cawe secara independen demi suksesnya perhelatan akbar Pesta Demokrasi Tahun 2024.

“Pemilu 2024 kita harapkan berlangsung secara bermartabat dan berbudaya, aman dan damai, demokratis dan berkualitas tanpa merobek sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa utamanya di DIY,” kata Totok.

ARTIKEL LAINNYA: Minimalisir Konflik Pemilu, 180 Peserta Mengikuti Jalan Sehat Nusantara

Apalagi Yogyakarta merupakan salah satu Pusat Kebudayaan dan yang baru saja Sumbu Filosofinya diakui dunia lewat UNESCO.

Dalam kesempatan itu diserahkan Penghargaan Kebudayaan Nugraha Satya Bhakti Budaya sekaligus Pembina Seni Budaya & Pariwisata Daerah kepada tiga orang tokoh.

Mereka adalah GKR Bendara selaku Penghageng KHP Nitya Budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo dan Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih.

“Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo karena hari ini harus menerima penghargaan di Istana Wakil Presiden kemudian diwakilkan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edy Winarya,” kata Totok.

Sedangkan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih karena masih berada di Kairo Mesir, diwakilkan kepada Staf Ahli Bupati Bantul, Yulius Suharta.

ARTIKEL LAINNYA: Mahasiswa DIY Siap Menjadi Solusi Permasalahan Bangsa

Lebih lanjut Totok Sudarwoto menjelaskan, penghargaan kebudayaan ini dimaksudkan untuk menumbuhkebangkan motivasi, dinamisasi dan partisipasi masyarakat agar ikut serta membina, mengembangkan dan melestarikan seni budaya DIY.

Selain itu, juga mengembangkan dan melestarikan seni budaya daerah dan kearifan lokal.

Workshop Kebangsaan selain dihadiri oleh tokoh masyarakat, juga perwakilan penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu), seniman dan budayawan.

Adapun pemateri yaitu GKR Bendara sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan (KHP) Nitya Budya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Aris Eko Nugroho (Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY), Djarot Heru Santosa dari Fakultas Ilmu Budaya UGM serta Bagas Seno Aji dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DIY mewakili Kepala Bakesbangpol DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso SH.

Rangkaian workshop dipandu oleh Moderator Ranggabumi Nuswantoro S Sos MA yang juga Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (*)