Pelari dari 15 Negara Ikuti CTC 2025 di Pesisir Pantai Selatan Bantul
Kedatangan pelari dari mancanegara membuat industri pariwisata Yogyakarta semakin menggeliat.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Para pelari dari 15 negara sudah terkonfirmasi akan mengikuti event Coast to Coast Night Trail Ultra 2025 (CTC 2025). Acara yang digelar oleh Komunitas Trail Runners Yogyakarta (TRY) itu berlangsung di pesisir Pantai Selatan Bantul selama dua hari, 22-23 Februari mendatang.
Pandu Buntaran selaku Event Partner CTC 2025 saat konferensi pers di VRTX Compound Space Jalan Mangkubumi Yogyakarta, Jumat (24/1/2025), menyampaikan tahun ini merupakan event penyelenggaraan yang kesembilan kali.
Dulu, event tersebut digelar dalam skala kecil. Di luar dugaan, sekarang menjadi spektakuler. “Kami berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata DIY. Acara ini selalu ditunggu oleh para pelari lintas alam di Indonesia. Tahun ini jumlah peserta telah terdaftar sebanyak 2.500 dari 15 negara,” ujarnya.
Antara lain Rusia, Vietnam, Belarusia, Kamboja, Belanda, Algeria, Kazakhstan, Bulgaria, Jerman, India, Prancis, Malaysia, Singapura dan tuan rumah Indonesia.
Industri pariwisata
Kedatangan para pelari dari mancanegara diyakini akan membuat industri pariwisata Yogyakarta semakin menggeliat. Mereka rata-rata sangat tertarik dengan rute pesisir pantai serta berlangsung malam hari.
Menariknya, TRY telah menjadi anggota ITRA (International Trail Running Association) sejak 2016. Artinya, rute lari kategori 15K, 30K, 50K dan 80K memperoleh poin ITRA dan UTMB Index untuk kualifikasi UTMB yakni ajang lari lintas alam terbesar di dunia yang berlokasi di Prancis.
Race Director CTC 2025, Roostian Gamananda, menambahkan penyelenggaraan tahun ini meliputi lima kategori perlombaan yaitu 5K Cross Country, 15K, 30K, 50K dan 80K.
Yang pasti, lanjut dia, pada tahun ini pula pihaknya tetap mengedepankan konsep community gathering sebagai wadah berkumpulnya komunitas pelari trail sekaligus sebagai lomba pembuka awal tahun 2025.
Laguna Depok
Seperti tahun sebelumnya, lanjut dia, Laguna View Depok menjadi venue penyelenggaraan tahun ini. Pihaknya mengajak para pelari road running mencoba trail running dengan kategori 5K atau 15K sebagai kategori pemula untuk menjadi bagian dari CTC 2025.
“Dengan adanya kategori tersebut CTC menjadi salah satu trail running yang secara inklusif menggandeng pelari pemula,” kata Roostian.
Adapun rutenya melewati spot wisata Pantai Depok, Pantai Pelangi, Pantai Cemara Sewu, Pantai Parangtritis, Goa Cemara, Goa Jepang, Goa Cermai dan Gumuk Pasir.
Selain menyajikan rute yang berbeda dengan kompetisi lari lainnya, menurut dia, penyelenggara juga memiliki visi mendatangkan wisatawan melalui sport tourism.
Kawasan selatan DIY
“Itulah mengapa penyelenggaraan CTC 2025 berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata DIY maupun VisitingJogja untuk memperkenalkan pariwisata Yogyakarta khususnya kawasan selatan DIY kepada masyarakat luar daerah,” katanya.
Roostian menambahkan, CTC 2025 ditargetkan diikuti 3.000 peserta. “Yang sudah terdaftar sampai hari ini 2.500. Peserta dari luar negeri sejumlah 123 orang, didominasi Eropa,” ungkapnya.
Pendaftaran sebenarnya resmi ditutup hari ini namun karena adanya banyak desakan dari calon peserta, akhirnya panitia memperpanjang pendaftaran sampai 2 Februari 2025.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, merespons positif gelaran CTC 2025 bahkan memberikan apresiasi yang luar biasa atas kolaborasi kali ini, mengingat event tersebut sejalan dengan tema pariwisata DIY 2025, sport tourism.
Sangat tepat
Untuk memompa semangat penyelenggara, mantan Sekretaris DPRD DIY yang baru saja dilantik sebagai Kepala Dinas Pariwisata DIY itu siap berpartisipasi meskipun memilih rute yang tidak terlalu jauh.
“Mudah-mudahan saya bisa ikut jalan cepat atau lari kecil,” ujar Imam yang sudah terbiasa olahraga jalan kaki itu.
Kepada wartawan dia menyampaikan penyelenggaraan CTC 2025 momentumnya sangat tepat untuk mendongkrak kunjungan pariwisata di Yogyakarta.
Sebagai gambaran, pada momentum libur tahun baru Yogyakarta dipadati wisatawan. Harapannya, kunjungan itu tidak hanya terkonsentrasi pada destinasi wisata favorit seperti Malioboro tetapi mampu menyebar ke desa-desa wisata terutama kawasan Yogyakarta selatan. (*)