Pelajar SMAN 11 Purworejo Praktik Upacara Adat "Panggih Manten"
Siswa dan siswi melaksanakan ujian praktik laksana acara pengantin yang sesungguhnya.
Sariyati Wijaya 
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Dalam rangka Penilaian Sumatif Akhir Jenjang Praktik Tahun Ajaran 2024/2025 bagi kelas XII 1, 2, 3, 4, 5 di SMA Negeri 11 Purworejo Jawa Tengah dilaksanakan beragam kegiatan selama dua pekan berturut-turut secara mandiri dan kolaborasi.
Guru SMAN 11 Purworejo, Arty S Isworo S Pd, melalui siaran pers, Minggu (16/2/2025), menjelaskan pelaksanaan pada minggu pertama yakni tanggal 3 Februari hingga 5 Februari 2025 berupa Penilaian Mandiri Mapel Agama, Fisika, Biologi, PJOK dan Bahasa Inggris.
Minggu kedua tanggal 10 Februari sampai 14 Februari 2025 adalah Mapel kolaborasi yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Seni Budaya, Ekonomi, dan Kimia yang bertajuk Panggih Manten/Temu Manten.
"Dalam kegiatan panggih manten ini siswa melaksanakan praktik laksana pengantin yang sesungguhnya. Mereka ada yang di-make up sebagai sepasang pengantin lalu diadakan upacara adat tradisional Jawa. Yang spesial tahun ini acara disaksikan orang tua yang ikut kondangan manten," terang arty.
Foto bersama usai praktik upacara ada Panggih Manten. (istimewa)
Juga ada guru, karyawan dan pelajar adik kelas yang ikut 'hajatan' tersebut. Acara diisi dengan hiburan tarian, nyanyian, puisi, dan drama tari, serta disediakan suvenir berupa sabun yang dibuat oleh siswa-siswi untuk penilaian praktik Mapel Kimia.
Untuk mapel Agama dilakukan penilaian pelaksanaan shalat jenazah dan membaca Al Quran. Mapel Bahasa Inggris melaksanakan drama berkelompok topik Narrative cerita rakyat dunia atau manca.
Fisika dan Biologi membuat pupuk lalu mempresentasikan dalam bentuk laporan. Sedangkan mapel PJOK penilaian praktik lapangan yang mencakup basket, voli, senam, lari dan lompat jauh.
Kepala SMA Negeri 11 Purworejo, Sukami S Pd, menyampaikan kegiatan Penilaian Praktik dimaksudkan untuk membuat siswa-siswi bertanggung jawab atas kewajiban yang dipikulnya, tahu tugas masing-masing yang diemban, melestarikan budaya Jawa, serta meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar-teman.
"Untuk bekal ketika kelak mereka hidup bermasyarakat agar menjadi anggota masyarakat yang baik," katanya. (*)
