"Pedhut Ngasthina" dan Semangat Kegotong Royongan Warga Kemloko

Merti dusun yang baru kali pertama digelar ini, merupakan bagian dari upaya untuk terus mempertahankan atmosfer kekeluargaan dan semangat gotong royong warga

"Pedhut Ngasthina" dan Semangat Kegotong Royongan Warga Kemloko
Pentas wayang kulit semalam suntuk menjadi pemuncak acara Merti Dusun Kemloko Sleman. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Sebuah pentas wayang kulit semalam suntuk digelar di Padukuhan Kemloko, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Sleman, Sabtu (28/12/2024). Dalang dari Seyegan, Ki Yanto Uda Lesana menampilkan lakon Pedhut Ngasthina, yang berkisah tentang perpecahan Pandawa dan Kurawa, hingga kemudian berdirinya Kerajaan Indraprastha.

Meski berlangsung di tengah hujan, pementasan wayang kulit tak pelak menyedot pengunjung, sebagian besar adalah warga Padukuhan Kemloko dan sekitarnya. Puncak acara rangkaian kegiatan Merti Dusun Kemloko ini, menjadi pelipur rasa letih warga yang sebelumnya banyak terlibat dalam kegiatan kampung.

Kepala Dukuh Kemloko Suharyanto mengatakan, merti dusun yang baru kali pertama digelar ini, merupakan bagian dari upaya untuk terus mempertahankan atmosfer kekeluargaan dan semangat gotong royong warga.

Rangkaian merti dusun diawali ziarah kubur di dua makam yakni Wismoloyo Kemloko Kidul dan Sasonoloyo Kemloko Lor, Minggu 1 Desember 2024. Kemudian penanaman pohon dan kerja bakti, Minggu 8 Desember 2024.

Rangkaian acara kemudian berlanjut dengan Kenduri dan Pengajian di Majlis Taklim Hidayatul Mubtadi'in oleh KH Agus Ali Qoishor (Gus Ali) dari Pondok Pesantren Watucongol Magelang, Kamis 12 Desember 2024. Juga ada Kirab Budaya yang diikuti warga, Minggu 15 Desember 2024.

Selain itu, juga dipentaskan sejumlah kesenian tradisional yakni Jathilan Krida Turangga Budaya Turi Sleman, (15/12/2024), Kubra Siswa Panji Mudho Tapen Pagersari Mungkid Magelang (22/12/2024) dan Jaran Kepang Turonggo Mudho Sanggrahan Glagahombo Tegalrejo Magelang.

Mesti dusun merupakan salah satu warisan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun. Substansi kegiatan ini ungkapan syukur masyarakat pada Tuhan, yang telah memberikan segala kenikmatan,” kata Suharyanto.

Ia mengatakan, tradisi budaya menyimpan kearifan lokal tentang pentingnya nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, serta gotong-royong dalam bermasyarakat tanpa membedakan status sosial warganya.

Kegiatan merti dusun disertai pentas kesenian tradisional. Merti dusun telah ikut memberikan andil dalam melestarikan kesenian adiluhung warisan nenek moyang, kata Suharyanto.

Ketua Panitia Merti Dusun Supriyono menyebut, kegiatan yang baru pertama kali digelar di Padukuhan Kemloko ini sebagai upaya melestarikan tradisi budaya Jawa, serta mengasah jiwa seni dan mendorong keluhuran budi pekerti.

Merti dusun merupakan bentuk munajat kepada Allah dalam rangka meminta perlindungan dari mata bahaya. Serta permohonan agar warga senantiasa diberi kerukunan, ketentraman, kedamaian, kebahagiaan, kemakmuran dan keberuntungan lahir batin, kata Supriyono lebih lanjut.

Direncanakan, kegiatan merti dusun akan menjadi agenda rutin yang akan digelar warga Kemloko. Untuk kegiatan merti dusun, kata Ridwan Sucahyono selaku panitia, akan digelar setiap tahun. Sedangkan kegiatan merti dusun dengan berbagai pentas seni, akan diselenggarakan dua atau tiga tahun sekali. 

“Yang sudah pasti, untuk agenda tahunan akan diisi dengan ziarah dan pengajian, katanya. (*)