Pasukan Tim Reaksi Cepat BPBD Sleman Jalani Rapid Test Covid-19

Pasukan Tim Reaksi Cepat BPBD Sleman Jalani Rapid Test Covid-19

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pasukan Tim Reaksi Cepat (TRC), petugas penyemprotan dan petugas pemakaman jenazah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menjalani rapid test, Rabu (6/5/2020), di Aula Unit I Pemkab Sleman.
 

Menurut Joko Supriyanto, Kepala Pelaksana BPBD Sleman, kegiatan ini untuk meyakinkan tidak ada reaktif Covid-19 bagi petugas yang berada di garda depan. Ada 61 orang yang ditest dari total petugas sekitar 70 orang dan sepuluh hari ke depan akan dilakukan test ulang yang kedua kalinya.

Hal itu dilakukan karena mereka ini bertugas di garda depan yang selalu terjun di lapangan sehingga betul-betul dipastikan tidak ada yang terkena Covid-19. Selain itu agar dalam bertugas tidak membahayakan masyarakat dan keluarganya.
 

Joko menjelaskan, para petugas itu setiap hari melakukan kegiatan penyemprotan dan pemakaman jenazah masyarakat umum yang meninggal bukan karena positif Covid-19, namun karena ada ketakutan dari masyarakat untuk memakamkan jenazah, maka diambil-alih oleh petugas dengan standar pemakaman Covid-19. Namun petugas juga siap bila sewaktu-waktu untuk memakamkan jenazah Covid-19 karena sudah dilakukan pelatihan.
 

Menurut Joko, sebenarnya protap pemakmaan penanganan jenazah korban Covid-19 dari rumah sakit sudah aman dari virus sehingga tidak mungkin para petugas terkontaminasi karena petugas juga menggunakan APD komplit. Hal ini tidak perlu ditakutkan oleh masyarkat dan tidak perlu ada penolakan jenazah korban positif Covid-19 maupun meninggal yang bukan Covid-19.
 

Sigit, salah satu petugas pemakaman jenazah, mengatakan awalnya merasa takut dan was-was karena punya keluarga. Namun dari keluarga dan para tetangga juga mendukung sehingga memantapkan dirinya dalam melaksanakan tugas.
 

Dirinya saat ini juga membatasi dalam pergaulan sehingga lingkungan juga tidak merasa khawatir dapat tertular. Walaupun dalam bertugas sudah dilengkapi APD lengkap, namun untuk kehati-hatian saja.
 

Pada awal memakai APD, kata Sigit, dirinya merasa gerah. Tetapi karena ketugasan mewajibkan memakai APD, lama kelamaan terbiasa dan tidak menggangu dalam melaksanakan tugas di lapangan.
 

Menurut Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, hasil rapid test semuanya negatif. Hal ini melegakan semua pihak dan mereka dapat melaksanakan tugasnya kembali dengan penuh semangat. (eru)