Pancasila Harus Dipraktikkan, Bukan Hanya Semboyan

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk sedang menghadapi persoalan kebangsaan cukup serius.

Pancasila Harus Dipraktikkan, Bukan Hanya Semboyan
Anggota MPR RI M Afnan Hadikusumo saat Sosialisai Empat Pilar Bernegara bersama PDM Bantul, Minggu (23/7/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Anggota MPR RI, M Afnan Hadikusumo, menyatakan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk saat ini sedang menghadapi persoalan kebangsaan cukup serius, yaitu melemahnya ideologi Pancasila dan pendidikan karakter.

“Seluruh komponen bangsa perlu melakukan pembenahan,” ungkapnya di sela-sela acara Sosialisasi Empat Pilar Bernegara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Minggu (23/7/2023).

Menurut dia, semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi ruh untuk menjaga persatuan bangsa. Namun demikian, cucu dari pahlawanan nasional Ki Bagoes Hadikoesoema ini menyayangkan adanya pemikiran-pemikiran aneh yang bertentangan dengan Pancasila.

Dia mencontohkan pemikiran nyleneh dari Panji Gumilang serta cara beribadah di Ponpes Al Zaitun yang viral di sosial media dan menimbulkan polemik, selain mengganggu ideologi Pancasila juga bertentangan dengan cita-cita para pendiri negeri ini.

Sebagian peserta Sosialisai Empat Pilar Bernegara oleh anggota MPR RI M Afnan Hadikusumo bersama PDM Bantul. (istimewa)

“Maka, menjadi penting untuk selalu menjaga generasi penerus bangsa tumbuh menjadi generasi yang berkarakter, unggul dan memiliki daya saing,” tambahnya.

Afnan menegaskan Pancasila harus dipraktikkan bukan hanya dijadikan semboyan. Pendidikan adalah kunci masa depan bangsa Indonesia terutama dalam pembentukan karakter dan penanaman nilai luhur Pancasila.

“Ini juga untuk menjaga dampak dari globalisasi dan digitalisasi di mana menjadikan generasi muda lemah dalam berwawasan kebangsaan,” tandasnya.

Aktivis muda Muhamamdiyah, Ahmad Syauqi Soeratno, menambahkan semua pihak harus bertanggung jawab untuk memastikan masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi yang hebat dengan kualitas pendidikan yang terbaik.

Untuk memberikan pendidikan yang terbaik, menurut Syauqi, pemerintah sudah seharusnya menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan. Misalnya, tentang pemerataan guru, kualitas guru, sarana dan prasarana, kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan.

Wakil Ketua PD Muhammadiyah dalam sambutannya mengatakan penyelenggaraan Sosialisasi Empat Pilar Bernegara oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul didasari atas keprihatinan, generasi muda yang lahir pasca-reformasi kurang memahami mengenai Pancasila.

Disebutkan, pada saat ini pelajaran tentang Pancasila hanya diajarkan pada mata pelajaran PPKN dan itu pun penjelasan tentang Pancasila hanya sekelumit.

“Generasi muda harus diberi pengetahuan mengenai sejarah lahirnya Pancasila. Karena Pancasila yang merupakan dasar negara hadir tidak serta merta karena suara satu pihak saja, melainkan merupakan darul ahdi wassahadah atau kesepakatan/perjanjian Bersama seluruh komponen bangsa,” jelasnya.

Bendahara PDM Bantul, Fuad Jusuf, sekaligus koordinator acara sosialisasi empat pilar menyatakan pentingnya kegiatan seperti ini terus digalakkan.

Mewakili generasi muda yang masuk Sekolah Dasar (SD) tahun 1987 serta lulus kuliah tahun 2003, Fuad menjelaskan pada masa itu masih ada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila atau PMP.

“Dari PMP itu bisa mengenalkan tentang UUD 1945, GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) dan Pancasila. Ketika masuk SMP dan SMA masih ada Penataran P4,” ujarnya.

Termasuk ketika kuliah tahun 1997, lanjut dia, masih digodok dengan ospek serta penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) selama seminggu. Mahasiswa yang masuk tahun 1997 merupakan angkatan terakhir yang mengikuti penataran P4.

Dia prihatin, pada era sekarang pendidikan seperti ini di sekolah dan kampus sangat kurang padahal sangat penting untuk membekali generasi muda. “Sudah tidak ada lagi penataran P4, ospek dan sebagainya,” kata dia.

Menurut dia, Sosialisasi Empat Pilar Bernegara oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI seperti ini sangat diperlukan. “Kegiatan ini untuk mengenalkan Pancasila itu apa, UUD 1945 itu apa dan NKRI itu apa,” tambahnya.

PMP dan penataran P4 bisa diterapkan lagi di sekolah dan perguruan tinggi. “Kalau nggak ada empat pilar ini generasi muda semakin jauh dari Pancasila, banyak terjadi pengikisan Pancasila,” katanya.

Dia juga tidak bisa membayangkan seandainya tidak ada empat pilar mengingat penerapan moral, adab dan sopan santun lebih bagus pada waktu dulu dibandingkan sekarang. (*)