PAN Jadi Kunci Kemenangan Pilkada Bantul

PAN Jadi Kunci Kemenangan Pilkada Bantul

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bantul dalam Pilkada Desember mendatang sudah berkomunikasi dengan pasangan Abdul Halim Muslih (AHM)-Joko Purnomo (JP) serta Drs H Suharsono-H Totok Sudarto (Noto). Hingga kini mereka belum menentukan sikap akan mengusung pasangan yang mana karena semua masih dalam tahapan penjajakan.

“Tentunya nanti akan kita lihat visi dan misinya seperti apa. Jika kita satu pemahaman, satu tujuan, maka kami akan mengusung pasangan tersebut. Dalam waktu dekat kami akan menentukan sikap,” kata Wildan Nafis SE, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) DPD PAN Bantul, didampingi Herry Fahamsyah, Jubir   Pilkada Bantul 2020 DPD PAN, saat jumpa pers di Gedung DPRD Bantul, Selasa (9/6/2020).

Menurut Wildan, tentunya yang dipilih untuk diusung yang sesuai dengan harapan masyarakat Bantul. Termasuk juga akan ditawarkan program dari PAN, apakah  pasangan tersebut merespon atau tidak.

“Misal karena Bantul itu banyak potensi wisata, maka kita ingin kepala daerah nantinya fokus pada pengembangan pariwisata. Juga program yang lain yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

DPD PAN Bantul dipastikan tidak akan membuat poros tengah dalam Pilkada mendatang. Mengingat calon yang akan diusung yakni ketua DPD PAN Bantul, Mahmud Ardi Widanta SIP, memilih bertarung dalam Pilkada Gunungkidul. Selain tentunya waktu sudah mepet dan tidak mungkin untuk mencari dan memunculkan figur lagi dalam perhelatan lima tahunan tersebut.

Sementara Herry mengatakan, PAN adalah partai besar di Bantul dan terbukti masuk 4 besar di pileg di 2019 dengan 5 kursi. “Maka PAN memiliki peran strategis dan juga penentu dalam Pilkada Desember mendatang. Asumsinya adalah hitungan hasil perolehan suara Pileg DPR RI dimana gesekan di bawah juga kecil,” katanya.

“Setelah dianalisa oleh tim Pilkada melihat hasil Pileg kemarin, dan melihat kemungkinan hanya ada 2 pasangan calon yang akan maju, maka suara PAN akan jadi penentu siapa pemenang pilkada di Bantul,” lanjutnya.

Berdasarkan pengalaman Pilkada 2015 lalu, pasangan Drs H Suharsono-H Abdul Halim Muslih, diusung PKB, PKS, Demokrat, Gerindra, PAN dan PPP dengan erolehan suara sebanyak 261.142.

Pasangan Hj Sri Surwayidati–Drs Misbakhul Munir (Ida–Munir) yang diusung PDIP, Nasdem, Golkar, PPP dengan perolehan suara sebanyak adalah  233.677 atau selisih 27.000 suara dimana PAN saat itu memilih opsi abstain. PAN perolehan suaranya 60.000-an.

Kondisi riel saat ini dalam Pilkada 2020, pasangan AHM-JP diusung PDIP dan PKB raupan suara saat Pileg  253.600 suara. Pasangan  Noto diusung Gerindra, Golkar, PKS, dan Nasdem dengan 180.411 suara. Partai yang sebelumnya mengusung poros tengah, belum mengambil sikap, yakni PPP, PAN dan Demokrat dengan 98.110 suara.

Jika diasumsikan PAN di angka 55.000-an,  ketika separuh saja suara asli PAN masuk ke AHM-JP, angka kemungkinan sudah di atas 270.000. Ketika PAN masuk ke Noto, maka kekuatan kemungkinan seimbang.

“Maka, sekali lagi, inilah yang kemudian saya bilang PAN ini akan jadi penentu dan ‘kunci’ pemenangan Pilkada. Apalagi ketika kemudian legislator PAN kabupaten dan Propinsi bergerak, karena kita tahu bagaimana sikap DPP saat ini pasca kongres Kendari,” katanya. (eru)