Operasi Wajah Merot Hanya Butuh Waktu 70 Menit

Operasi Wajah Merot Hanya Butuh Waktu 70 Menit

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pinky (25) wanita asal Bandung itu berhasil menjalani operasi Hemifacial Spasm (wajah merot) di RS JIH Yogyakarta. Operasi yang ditangani tim dokter ahli bedah saraf dari Kortex Brain and Spine dilakukan secara live, Sabtu (3/12/2022).

Dengan bantuan teknologi, semua tindakan bisa disaksikan langsung pada monitor TV oleh keluarga pasien. Tidak hanya menonton secara pasif, keluarga juga bisa berdialog langsung dengan tim dokter (live surgery).

"Pinky awalnya ragu-ragu untuk menjalani operasi ini, beberapa kali konsultasi. Banyak hal yang membuatnya ragu, namun tim kami melakukan pendekatan dan meyakinkannya," kata dokter Lilih Dwi Priyanto selaku Kepala Indonesia Brain and Spine Community kepada wartawan.

Menurut dia, betapa dukungan moral dari sahabat, orang terdekat serta komunitas, selain tindakan dari dokter yang tepat, membuat pasien merasa nyaman dan puas terhadap pelayanan kesehatan.

Operasi yang merupakan kegiatan CSR (Corporate Cocial Responsibility) ini sekaligus untuk menandai soft opening Clinic JIH Kortex yang hadir untuk melayani penanganan dan penyembuhan gangguan pada otak, saraf dan tulang belakang.

Enam dokter ahli bedah saraf tergabung dalam Kortex physician network yaitu dr Rachmat Andi, dr Adiguno Suryo, dr Dian Prasetyo, dr M Sofyanto, dr Agus Anab dan dr Gigih Pramono.

Konsep Physician Network yang diusung oleh Kortex tidak hanya mengintegrasikan jejaring dokter dan komunitas, namun juga layanan klinik medis dengan layanan non-medis.

"Metode jejaring komunitas ini penting untuk membuat pasien nyaman dan meyakinkan calon pasien yang akan menjalani pengobatan. Itulah mengapa kami memberikan pelayanan mulai dari penanganan medis  oleh dokter ahli hingga home visit ke pasien yang pernah ditangani," paparnya.

Lilih yang merupakan salah seorang pasien yang pernah menjalani operasi serupa pada 2007 silam mengetahui betul bagaimana rasanya menderita Hemifacial Spasm.

Dia juga paham bahwa dukungan orang terdekat dan cara pendekatan dokter yang berbasis kepada pasien sangat penting.

Cara-cara seperti inilah yang diterapkan di rumah sakit nomor satu di luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia. Pihaknya ingin di Indonesia juga lebih mengutamakan pendekatan yang serupa.

"Dengan demikian pasien-pasien menjadi berpikir dan mau untuk berobat di dalam negeri saja. Kita gak kalah kok, dan harganya juga bisa lebih murah daripada harus ke luar negeri," kata dia.

Dian Prasetyo, salah seorang dokter di tim bedah mengatakan waktu operasi yang lebih pendek hanya 70 menit juga memperpendek waktu rawat inap di rumah sakit.

Dengan demikian harganya bisa ditekan lebih murah. Proses operasi saraf ini tidak diperlukan lagi melakukan pembukaan batok kepala, cukup membuat lubang kecil diameter satu sentimeter di belakang telinga pasien.

Melalui lubang kecil seukuran lubang kunci inilah tim dokter ahli Kortex memisahkan saraf nomor tujuh dengan memasang serabut teflon agar tidak lengket dengan pembuluh darah.

Selain itu, lewat live surgery ini berguna untuk memberikan informasi dan edukasi tambahan kepada masyarakat bahwa dokter-dokter di Indonesia sudah sangat ahli dan profesional dalam melaksanakan operasi bedah saraf dengan risiko sangat minim.

“Juga untuk menghilangkan kesan di masyarakat bahwa melakukan operasi saraf itu sangat berbahaya,” kata dokterRachmad Andi selaku dokter penanggung jawab operasi itu.

Kortex Brain Spine telah melakukan operasi sebanyak 4.825 kali. Kasus yang ditangani antara lain Trigeminal Neuralgia (nyeri gigi dan separuh wajah), Hemifacial Spasm (wajah merot), Spondylosis Leher (saraf terjepit leher), Spondylosis Pinggang (saraf terjepit pinggang), tumor otak, stroke dan lainnya. (*)