Nikmat Bawa Sengsara, setelah Makan Hindari Minuman Manis

Di Indonesia penyakit gula cukup banyak karena orang habis dhahar ngunjuk githel.

Nikmat Bawa Sengsara, setelah Makan Hindari Minuman Manis
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, memberikan arahan pada kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan, Rabu (25/10/2023), di Graha Wira Manggala Condongcatur Depok Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Rata-rata orang Indonesia menyukai minuman manis apalagi di kalangan masyarakat Jawa dikenal adanya wedang nasgithel alias panas legi kenthel. Rasanya memang nikmat namun dari aspek kesehatan kenikmatan itu bisa membawa sengsara terkena penyakit gula atau diabetes.

“Hal-hal kecil ini kadang-kadang masyarakat tidak mengetahui. Ibu-ibu jangan sekali-sekali menyuguhkan minuman manis untuk bapaknya. Hindari. Setelah makan, minumnya lebih baik air putih,” ungkap Sukamto, anggota Komisi IX DPR RI.

Memberikan arahan pada kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat, Rabu (25/10/2023), di Graha Wira Manggala Padukuhan Dero Desa Condongcatur Depok Sleman, politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan itu sebabnya penderita panyakit gula cukup banyak.

“Di Indonesia penyakit gula cukup banyak karena orang habis dhahar ngunjuk githel,” ungkapnya.

Diah Tjahjonowati dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Sebagai anggota komisi yang membidangi kesehatan, Sukamto tidak merasa malu mengurusi makanan dan minuman yang oleh orang lain mungkin dianggap persoalan sepele.

Apabila keluarga tidak hati-hati mengelola makanan bisa menyebabkan berbagai penyakit bahkan mengakibatkan bayi stunting. Lebih besar lagi, dampaknya mempengaruhi upaya meraih Indonesia Emas 2045 

“Makanan itu penting,” ungkap Sukamto yang pada Pemilu 2024 maju lagi sebagai caleg DPR RI lewat Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.

Lebih lanjut, politisi yang juga memperoleh tugas dari DPP PKB sebagai calon Bupati Sleman pada Pilkada 2024 itu mengemukakan, merujuk pada penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, rata-rata orang Indonesia kekurangan sayur dan buah.

Anggota DPRD Sleman, Rahayu Widi Nuryani (kiri) mempersilakan kader kesehatan memilih suvenir dari Badan POM. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Melihat realitanya seperti itu, menurut Sukamto, semestinya keluarga-keluarga melakukan instropeksi. “Ada anak kecil didulang lawuhe bakmi dan kerupuk. Itu tidak ada vitaminnya. Hanya gemuk tapi otaknya kecil,” ungkapnya prihatin.

Sebagai perbandingan, anggota Badan Anggaran DPR RI yang mondar-mandir melaksanakan tugas ke luar negeri di antaranya Jerman, Belanda dan Amerika Serikat (AS) itu mengakui masyarakat di sana relatif memperhatikan konsumsi sayur dan buahan.

“Di sana kalau habis makan ada buah kates meskipun hanya empat potong dan minumnya air putih,” ujarnya.

Dalam berbagai kesempatan, Sukamto berharap kaum ibu sebagai penentu menu keluarga agar benar-benar memperhatikan ketersediaan sayuran dan buah-buahan di meja makan.

ARTIKEL LAINNYA: Bersama Badan POM, Anggota DPR RI Sukamto Beri Edukasi Cara Cerdas Pilih Obat dan Makanan

Ibaratnya mungkin hanya tersaji dua lembar sayuran atau satu butir buah tomat pun tidak apa-apa asalkan prinsipnya tersedia buah dan sayur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Terkait  keamanan pangan, Sukamto juga berpesan jangan gampang kepincut produk makanan murah termasuk makanan kemasan. Besar kemungkinan masa kedaluwarsa makanan itu tinggal sehari saja.

“Di jalan-jalan atau di pasar kita sering melihat promo beli satu dapat dua. Makanan itu tinggal bisa dimakan hari itu, besok sudah tidak bisa. Yang jual tidak bisa dituntut karena (saat dijual) masih berlaku masa kedaluwarsanya,” ucapnya.

Narasumber lainnya, Diah Tjahjonowati dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Yogyakarta juga mengingatkan masyarakat senantiasa mengecek keamanan produk makanan.

ARTIKEL LAINNYA: Sapa Warga Solo, Anggota DPR RI Sukamto Ajak Merenung, Kesehatan Harta Paling Berharga

Caranya, melalui Cek Klik yaitu cek secara teliti kemasannya, label, izin edar serta kedaluwarsanya. Ini perlu diperhatikan supaya produk makanan, termasuk obat-obatan dan kosmetik, tidak membahayakan kesehatan.

Mewakili Bagus Heri Purnomo selaku Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta, lebih lanjut Diah tidak ingin masyarakat menjadi korban. Misalnya, membeli produk makanan kaleng diskon 50 persen, ternyata kalengnya sudah penyok.

Tidak hanya minuman manis yang bisa membawa sengsara, dalam kesempatan itu Diah mengingatkan supaya berhati-hati dan cermat saat membeli dan mengonsumsi obat. Tidak tertutup kemungkinan obat itu palsu atau ditarik dari perederan.

Satu lagi, kata Diah, bagi kaum pria jangan sekali-sekali membeli obat kuat.

ARTIKEL LAINNYA: Telemedisin Jadi Kebutuhan, Kemenkes Bersama Anggota DPR RI Sukamto Beri Edukasi Warga Klaten

“Tidak usah beli obat seperti itu, bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Sangat berbahaya. Jadi, tidak usah nuwun sewu berdiri empat jam. Biasa saja,” ungkapnya seraya menunjukkan produk-produk obat sejenis itu yang ditemukan di pasaran oleh Badan POM.

Pengguna obat tersebut tidak sedikit yang meninggal dunia secara mendadak.

“Bapak-bapak jangan sekali-sekali tuku obat ceng, nggak usah. Kalau suami ibuk ngadek patang jam pantas dicurigai. Risikonya tinggi sekali,” sambung Sukamto disambut tawa ratusan peserta kegiatan itu.

Panewu Anom Kapanewon Depok, Wawan Hariawan, memberikan apresiasi kepada anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, yang kembali memberikan edukasi untuk warganya seputar keamananan pangan, obat dan kosmetik. “Keamanan pangan ini harus benar-benar kita perhatikan,” kata dia.

ARTIKEL LAINNYA: Saat Ketua RW Beri Masukan untuk Jokowi, Disampaikan Lewat Anggota MPR RI Sukamto

Sedangkan anggota DPRD Sleman, Rahayu Widi Nuryani selaku panitia kegiatan itu memberikan apresiasi kepada anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, yang selama ini telah memberikan banyak program dan kegiatan untuk masyarakat.

Anggota dewan dari PKB yang pada Pemilu 2024 maju lagi sebagai caleg untuk DPRD DIY ini menyatakan kegiatan seperti ini sangat penting mengingat masyarakat belum semuanya mengetahui seputar keamanan pangan maupun produk makanan, obat dan kosmetika yang berbahaya bagi kesehatan.

Sekadar melupakan cuaca panas siang itu, Sukamto mengajak peserta menyanyikan lagu Sewu Kutha dan Jogja Istimewa. Tak lupa dia juga memberikan kesempatan kader-kader kesehatan menerima suvenir dari Badan POM. (*)