Ngangkring Art Festival: Merayakan Seni Musik Sembari Jajan di Angkringan

Ngangkring Art Festival: Merayakan Seni Musik Sembari Jajan di Angkringan
Ngangkring Art Festival di Jogja Expo Center. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Seni dan budaya di Jogja telah mengakar kuat pada nilai-nilai tradisi dan kerakyatan. Salah satu yang tak bisa dilewatkan dalam kehidupan sehari-hari di Jogja adalah kehadiran angkringan.

Mengambil inspirasi dari keunikan ini, seniman Ong Hari Wahyu bersama Djarum Coklat Dot Com (DCDC) telah menggagas sebuah peristiwa luar biasa yang dikenal sebagai “Ngangkring Art Fest, atau Ngayogyakarta Angkringan Art Festival”. Acara ini akan berlangsung selama tiga hari penuh dari 22-24 September 2023 di Parkir Timur Jogja Expo Center.

“Acara ini menggabungkan seni rupa, musik, dan kuliner khas angkringan,” papar Nano Warsono, Ketua panitia Ngangkring Art Festival, saat ditemui Jumat (22/9/2023) di Jogja Expo Center.

“Ada 51 angkringan yang telah kami seleksi, di mana dari ratusan pendaftar, kami memilih yang terbaik. Ini adalah upaya kami untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat,” lanjutnya.

Untuk menjaga harganya tetap terjangkau, panitia telah membatasi harga maksimal makanan dan minuman di festival ini menjadi Rp20 ribu, sejalan dengan harga di angkringan pada umumnya.

Ini juga adalah peluang bagi mereka yang belum berhasil dalam bisnis mereka, karena angkringan dapat menjadi profesi yang layak terutama di Jogja.

“Kami memberikan ruang untuk mempertemukan mereka, dan kami ingin memunculkan gagasan baru tentang masa depan angkringan,” lanjutnya.

Meskipun angkringan tidak berasal dari Jogja secara historis (tetapi dari Klaten dan Solo), popularitasnya begitu besar di Jogja sehingga kota ini dianggap sebagai penyumbang besar dalam mempopulerkan angkringan.

Penggagas sekaligus Art Director Ngangkring Art Fest menambahkan, selain kehadiran angkringan, festival ini juga akan mengadakan sejumlah acara menarik seperti lomba mural tenda angkringan dengan partisipasi dari 51 tim terpilih dari lebih dari 100 pendaftar.

“Mereka sedah mulai (mural) dari pagi. Hari ini kudu selesai,” kata dia.

Sebagai juri, pihaknya mempercayakannya kepada Bambang Toko Witjaksono dan Ignatia Nilu. Keduanya adalah kurator seni rupa yang tak asing lagi bagi penikmat seni Indonesia.

Selain itu, ada juga “Festival Minum The” dengan lebih dari 500 teh gratis setiap harinya, “Battle Ciak 5.000 Nasi Kucing” pemilihan kostum terunik pengangkring, dan berbagai permainan menarik untuk pengunjung.

Tak hanya itu, festival perdana ini juga akan menampilkan konser musik. Para artis kenamaan seperti Gedruk Tolak Bala Nitiprayan, Ritus Tetabuhan Ft. Bonita, DubYouth, Sinten Remen, Bravesboy, Iksan Skuter, Partikelir, dan Shaggydog akan menghibur selama tiga hari penuh.

Direktur DCDC, Henrusli, menambahkan bahwa di Jogja, seni dan musik adalah bagan tak terpisahkan dari kehidupan. Ia merasa beruntung dapat bekerja sama dengan Ong Hari Wahyu, yang memiliki pengalaman luas dalam dunia seni dan perhelatan di Yogyakarta.

Henrusli menyatakan acara semacam ini dapat diadopsi di daerah lain dengan elemen khas daerah mereka sendiri, angkringan tetap menjadi ikon Jogja yang sulit digeser.

Hen mengungkapkan bahwa mereka selalu menghubungkan setiap acara dengan musik, menciptakan peluang bagi banyak pemuda Indonesia untuk mengekspresikan diri.

Dalam DCDC Musik, dia menyebut ada sekitar 7.000 band yang telah terpilih dan lolos seleksi dari seluruh Indonesia. “Band-band ini sering tampil bersama dengan band-band besar ketika acara digelar,” tandasnya. (*)