Muncul Desakan Segera Mulai Tatap Muka

Muncul Desakan Segera Mulai Tatap Muka

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Meski banyak muncul desakan agar pembelajaran tatap muka bagi anak-anak sekolah segera dimulai, namun tampaknya para orang tua dan wali murid masih harus bersabar.

Sekarang ini kegiatan belajar mengajar masih menggunakan kebijakan Belajar di Rumah (BDR). Sedangkan belajar dengan tatap muka masih harus menunggu Pemerintah DIY serta perkembangan kasus penyebaran virus Corona.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Sudya Marsita, Rabu (3/2/2021) mengatakan, kegiatan belajar masih menggunakan model daring atau BDR.

Hal ini tak lepas dari adanya kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) oleh Pemkab Gunungkidul. Sesuai instruksi bupati, belum ada perubahan kebijakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dia menjelaskan, pada awal pelaksanaan kegiatan belajar semester genap atau tepatnya awal tahun ini sudah mempersiapkan untuk memulai kegiatan pembelajaran tatap muka.

Hal ini sesuai dengan surat keputusan bersama empat kementerian yang memperbolehkan diselenggarakannya aktivitas siswa di sekolah.

Sudya mengatakan, kesiapan di sekolah juga sudah dilakukan. Tinggal pelaksanaannya. Hanya saja, wacana tersebut belum bisa dimulai karena adanya kebijakan PTKM mulai 11 Januari silam.

“Jadi tetap menyelenggarakan pembelajaran dengan model daring, meski untuk SD dan SMP sudah siap menjalankan kegiatan tatap muka,” ungkapnya.

Tentang kapan proses pembelajaran daring berakhir, dia mengaku belum bisa memastikan. Kebijakan baru itu sangat bergantung perkembangan penyebaran virus Corona. Selain itu, keputusan ini juga menunggu instruksi dari Pemerintah DIY.

Kepala SMP Negeri 1 Saptosari, Yanto, mengaku program BDR masih tetap dijalankan sesuai arahan dan instruksi dari Disdikpora Gunungkidul.

Menurut dia, program belajar daring dilaksanakan sebagai upaya mengurangi risiko penularan virus Corona di lingkungan sekolah. Pelaksanaan pembelajaran BDR, disesuaikan kurikulum pada masa pandemi. (*)