Minum Tablet Tambah Darah Bersama, Cegah Stunting Dimulai Sejak Gadis Remaja

Pada saatnya menikah dan hamil harus dijaga kesehatan dan asupan gizinya.

Minum Tablet Tambah Darah Bersama, Cegah Stunting Dimulai Sejak Gadis Remaja
Pelajar putri minum tablet tambah darah pada aksi bergizi gelaran Puskesmas Pleret di Ndorogiri Resto Karanganom Wonokromo Pleret Bantul, Jumat (8/9/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bantul, Joko Budi Purnomo, mengatakan mencegah stunting bisa dimulai dari remaja.

Caranya, remaja putri harus sehat dan bebas dari anemia atau kurang darah sehingga saat menikah, hamil dan melahirkan,bayinya sehat bebas dari stunting.

Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

"Jadi untuk menekan stunting harus dipersiapkan sejak remaja putri agar sehat. Pada saatnya menikah dan hamil harus dijaga kesehatan dan asupan gizinya. Sehingga bayi yang dilahirkan juga sehat," kata Joko yang juga Wakil Bupati Bantul pada acara  Aksi bergizi  bertema Cegah Stunting Dimulai dari Remaja Bebas Anemia di Ndorogiri Resto Jalan Imogiri Timur km 11 Karanganom Kapanewon Pleret Bantul, Jumat (8/9/2023).

Pertunjukan Tari Salawat Mantra menyemarakkan aksi bergizi di Ndorogiri Resto Karanganom Wonokromo Pleret Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Acara ini digelar oleh Puskesmas Pleret dan diikuti ratusan pelajar putri dengan acara sosialisasi serta minum bersama tablet tambah darah. Hadir pula Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Pleret, dr Santoso Hardoyo MPh.

Joko mengatakan semua Puskesmas Kabupaten Bantul  wajib melakukan sebuah kegiatan berupa gerakan upaya pencegahan stunting.

Di antaranya sosialisasi termasuk edukasi kepada para generasi muda terutama kaum perempuan, pelajar serta para calon pengantin (catin).

Puskesmas juga harus melakukan sinergi  dengan para kader penggerak tingkat keluarga atau pendamping keluarga kaitannya dengan ajakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Karena PHBS bisa mencegah stunting.

ARTIKEL LAINNYA: Kasus Kanker Serviks di Jogja Masih Tinggi, Penyebabnya Sepele

Di Bantul, jumlah anak yang stunting saat ini 3.001. Terbanyak ada di Kapanewon Imogiri sejumlah 453 anak. "Memang beberapa waktu terakhir kita agak kendor kaitan pencegahan dan gerakan menekan stunting. Tapi sekarang kita gencarkan lagi," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengatakan pencegahan stunting dilakukan bersama-sama seluruh lapisan masyarakat.

Sejauh ini perempuan memiliki peran penting dan strategis untuk menjaga anak yang dilahirkan agar tidak mengalami stunting.  Tidak ada pilihan lain, sejak remaja harus paham tentang potensi kesehatan yang berisiko menimbulkan stunting pada anak. Misalnya anemia, asupan gizi yang cukup dan lainnya.

Stunting diketahui menjadi salah satu persoalan serius bidang kesehatan Pemerintah Bantul. Stunting merupakan kondisi pertumbuhan terhambat pada anak. Salah satu indikasinya  tinggi badan pendek dari normal. Pencegahannya bisa lewat persiapan kehamilan ibu, bahkan sejak remaja.

"Target nasional pada tahun 2024 pada angka 14  persen penurunan stunting. Bantul tergatnya bisa turun  12 persen," katanya. (*)