Metode Fun Learning dapat Meningkatkan Akhlak Santri di TPA

Metode <i>Fun Learning</i> dapat Meningkatkan Akhlak Santri di TPA

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Peran TPA begitu penting dalam meningkatkan kemampuan anak dalam membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, serta membentuk akhlak mulia. Akan tetapi, proses pembelajaran agama Islam yang dilakukan oleh ustadz-ustadzah di TPA masih terbilang monoton atau kurang variative, sehingga hal tersebut berdampak pada akhlak santri yang terkadang memperhatikan dan terkadang acuh dengan mengobrol bersama teman atau asyik bermain sendiri ketika ustadz-ustadznya menjelaskan pelajaran, dan bahkan ada yang melamun. Dengan demikian, materi yang diberikan oleh ustadz-ustadzah tidak sepenuhnya dapat diserap oleh santri dan tidak sepenuhnya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kesadaran santri untuk berinfaq serta membayar iuran wajib bulanan juga minim. Ada sebagian santri yang diberi uang saku oleh orang tuanya, namun digunakan untuk jajan tidak untuk berinfaq. Oleh karena itu, untuk meningkatkan akhlak santri, maka Anaas Tri Ridlo Dina Yuliana, S.Pd., M.Pd. (Dosen UAD) didampingi Rahma Sabilla dan Dwi Nur Indah Sari (Mahasiswa UAD) melakukan implementasi pembelajaran agama Islam dengan metode fun learning dalam meningkatkan akhlak santri.

Siaran pers yang diterima koranbernas.id Senin (17/10/2022) menjelaskan, program pengabdian ini merupakan bentuk kerja sama Universitas Ahmad Dahlan dengan mitra, yaitu TPA Melati, Kriyanan, Wates, Kulonprogo.

Tujuan dari pengabdian ini untuk meningkatkan akhlak santri dengan implementasi pembelajaran agama Islam dan ekonomi Islam menggunakan metode fun learning. Program ini dilaksanakan di TPA Melati yang berada di Masjid Mutihan pada hari Sabtu tanggal 8 dan 15 Oktober 2022 pukul 15.30 WIB hingga selesai.

Anaas menyampaikan, implementasi materi agama Islam dan ekonomi Islam di TPA Melati dengan metode fun learning yakni metode belajar yang asyik dan menyenangkan, untuk meningkatkan akhlak santri.

Ketika pembelajaran agama Islam dan ekonomi Islam dikaitkan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari, kata Anaas, terasa lebih bermakna dan santri lebih mudah dalam memahami.

Dalam implementasi metode fun learning juga dihadirkan bentuk-bentuk metode pembelajaran yang unik seperti menggunakan kertas asturo, puzzle learning, mix and match, card sort, adanya permainan, menyanyi bersama, dan selingan humor.

Selain itu, tak lupa pemberian apresiasi dan pujian kepada santri juga diberikan agar santri merasa dihargai dan selalu termotivasi. Dengan implementasi metode fun learning, santri akan lebih aktif dan semangat, terlibat dalam proses belajar, pembelajaran lebih bermakna, dan harapannya santri dapat mengaplikasikan materi pelajaran Agama Islam dan ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan hal ini dapat membentuk akhlak santri. (*)