Menulis Heritage Prembun, SMK Cipta Karya Masuk Grand Final

Menulis Heritage Prembun, SMK Cipta Karya Masuk Grand Final
Siswa SMK Cipta Karya Prembun, melakukan jelajah heritage Prembun. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Kelompok Karya Ilmiah Remaja SMK Cipta Karya Prembun berhasil masuk grand final Lomba Karya Ilmiah Cagar Budaya, yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Dalam ajang tahunan, kelompok siswa yang dimotori Laila Septi Ramadhani, mengangkat keberadaan cagar budaya di kawasan Heritage Prembun. Rencananya mereka akan berangkat ke Solo pada 21 – 23 November mendatang untuk mengikuti penilaian tahap final.

Pendamping siswa, Wahyu Raharjo, S.Pd mengungkapkan, untuk lomba kali ini sekolah menggandeng Komunitas Pusaka Prembun (KUPU) dalam proses pendampingan.

“Sebagai komunitas yang telah lama mendalami dinamika cagar budaya di kawasan Prembun, KUPU diyakini akan mampu memberikan banyak masukan dalam proses penulisan karya ilmiah ini. Terbukti karya yang kami kirim dalam tahap penilaian awal banyak menggunakan data dan informasi dari komunitas KUPU,” kata Wahyu guru sejarah.di sekolah itu

Untuk semakin memantapkan penguasaan siswa terhadap materi serta untuk melengkapi data lapangan, pada Sabtu (11/11/2023) diadakan jelajah heritage Prembun yang diikuti siswa anggota Kelompok Ilmiah Remaja didampingi tim KUPU. Menariknya, selama acara yang menggunakan transportasi sepeda ini, siswa menggunakan pakaian daerah, sehingga memunculkan suasana tempo dulu.

Koordinator kegiatan, Khafidz Nurrohman mengungkapkan, jelajah sejarah ini dikemas dalam kegiatan bertajuk “Tutur Tinular”. Selain diikuti siswa dan guru SMK Cipta Karya, ikut pula para peminat sejarah dari Kebumen.

Salah satu narasumber sekaligus aktivis KUPU, Abdul Wahid memberikan penjelasan mengenai sejarah Desa Prembun, termasuk perjalanan pemerintahan di desa ini. Peserta antusias mengikuti penjelasan tentang sistem komunikasi tempo dulu menggunakan kentongan.

“Dalam memberikan penjelasan kami sengaja melibatkan warga lokal terutama mereka yang dapat dikategorikan saksi Sejarah,” kata Wahid.

Banyak hal yang tidak ditemukan di buku dan dokumen dapat terungkap lewat narasumber barasumber yang masih hidup, seperti berbagai kejadian menarik seputar pemilihan kepada desa di masa lalu.

Guru pendamping, Rahmat Aji Wibowo mengungkapkan, jelajah sejarah ini terbukti mampu membawa siswa untuk memahami sejarah lokal Prembun.

Kegiatan ini tidak hanya membawa siswa lebih tahu, namun lebih jauh lagi membangkitkan rasa cinta pada cagar budaya. Harapannya kegiatan ini akan membuat semakin banyak generasi muda terpanggil mencintai sejarah dan budayanya.

Kepala SMK Cipta Karya, Joko Winarto mengungkapkan, pihaknya memberi kesempatan seluas - luasnya kepada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat.

“Sekalipun status kami adalah sekolah kejuruan bukan berarti kegiatan siswa dibatasi hanya pada bidang keahliannya. Kami memiliki berbagai kegiatan ekstra kurikuler agar siswa dapat berkembang dalam semua aspek, baik di bidang keahlian kejuruan maupun pengembangan kepribadian dan soft skill,” kata Joko.

Kerjasama dengan Komunitas Pusaka Prembun (KUPU) dapat terus berlanjut tidak hanya sebatas lomba. Minat siswa terhadap sejarah lokal cukup tinggi, diyakini pemahaman siswa atas berbagai kearifan lokal akan sangat mendukung mereka dalam. (*)