Di Giriloyo Bantul, Wajah Manusia Bisa Menjadi Obyek Batik Tulis

Di Giriloyo Bantul, Wajah Manusia Bisa Menjadi Obyek Batik Tulis

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Selama ini orang mengenal batik tulis berupa motif tradisional, modern maupun abstrak. Contoh, beberapa batik yang populer di tanah air adalah Batik Tujuh Rupa Pekalongan, Batik Sogan Solo, Batik Gentongan Madura, Batik Mega Mendung Cirebon, Batik Keraton Yogyakarya, Batik Simbut Banten, Batik Parang Jawa dan Batik Kawung Jawa Tengah.

Namun di tangan Akhyar Muzzaki (34) asal  Girioyo RT 3  Kalurahan Wukirsari Imogiri Bantul, wajah manusia bisa menjadi obyek  batik tulis. Hasilnya sangat bagus karena wajah dikombinasi menggunakan background motif batik tulis yang 'umum' digunakan. Bisa wajah tokoh ataupun menggunakan wajah pemesan karena Akhyar juga made by order.

"Jadi ini kombinasi antara membatik dengan melukis. Kalau melukis pakai alat lukis, kalau membatik juga seperti proses batik pada umumnya," kata Akhyar di tempat usahanya yang diberi nama "Sidomukti" pada acara 'Dinamika Pembangunan' Gelaran Dinas Kominfo Bantul, Selasa (7/2/2023).

Kemampuan melukis dan membatik diperoleh Akhyar secara otodidak karena memang dirinya tidak memiliki basik pendidikan seni lukis. Darah seni mengalir dari sang ibu yang dulunya seorang pembatik keraton.

Membuat batik tulis dengan obyek kombinasi wajah ini telah dilakukan sejak tahun 2013. Pemasaran belum bisa dilakukan secara digital, karena ada  kendala sinyal di wilayah Giriloyo yang berdekatan dengan perbukitan.

"Sudah pasang wifi tapi sinyal tidak bisa full. Jadi selama ini pemasaran lewat offline dan mulut ke mulut," katanya. Selain itu, juga dari wisatawan karena memang daerah Giriloyo terkenal sebagai tujuan wisata batik tulis di Kabupaten Bantul.

Menurut Akhyar, membuat batik kombinasi wajah ini sama dengan proses batik pada umumnya. Mulai dengan desain, menggambar, mewarnai dan finishing. Background motif batiknya menggunakan malam.

"Dalam prosesnya kita menggunakan tiga kali penguncian," katanya. Penguncian atau fiksasi adalah proses untuk memperkuat warna dengan tambahan bahan tertentu.

Begitu jadi, kain yang dilukis dan dibatik itu dijual mulai Rp 750 ribu hingga Rp 2,5 juta setiap lembarnya dengan ukuran 1 meter x 2,5 meter. Perbedaan harga dari jenis kain yang digunakan dan kerumitan motif.

Menurut dia, kain yang bagus untuk dilukis dan dibatik adalah katun primis karena warna melekat dengan baik. Juga kain katun sutra. Karya yang dibuatnya diminati di pasaran bahkan hingga luar Jawa. Pemasaran juga dilakukan teman-temannya.

Untuk memproduksi kain kombinasi lukis wajah tersebut, Akhyar dibantu lima orang tenaga kerja pembatik yang hampir semua perempuan muda. "Dengan anak-anak muda ini, kita bisa terus bekreasi dengan motif kekinian," katanya.

Salah seorang pengunjung showroom batik, Agus Iswahyudi asal Kotagede mengaku hasil karya Akhyar ini bagus dan layak diapresiasi. "Dipakai juga motifnya sangat bagus. Saya suka," katanya. (*)