Menghadapi Lautan Ganas Pornografi

Menghadapi Lautan Ganas Pornografi

KASUS video syur yang melibatkan artis Gisella Anastasia kembali mencuat, setelah pada Oktober 2019 Gisel melaporkan sejumlah akun media sosial ke Polda Metro Jaya, atas dugaan penyebaran video syur atau pornografi dan pencemaran nama baik.  Nama Gisel kembali menjadi trending topic akhir Desember tahun lalu, setelah polisi mengumumkan dirinya dan Michael Yukinobo Defretes, pasangannya,  menjadi tersangka kasus pornografi dan dikenai wajib lapor.  Sementara di Yogyakarta seorang ibu marah-marah dan mengumpat, gegara anak laki-lakinya (9) kepergok menonton video porno. Kasus yang merugikan kedua pasangan tersebut dan yang telah meresahkan masyarakat itu tentu mengandung hikmah. Pelajaran apakah  yang bisa kita tarik dari peristiwa ini?

Pantai Mempesona

Kasus video syur bukan hal baru di Indonesia. Pada 2010 silam artis Indonesia Cut Tari pernah terlibat kasus video syur. Dirinya  mengakui adegan yang melibatkan vokalis band Nazril Irham atau Ariel.  Artis Luna Maya juga sempat menghebohkan publik dengan kasus video syur, yang juga menyeret nama mantan kekasihnya Ariel Noah. Pada Januari 2019, artis Vannesa Angel resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasusus prostitusi online oleh Polda Jatim. Polisi menemukan barang bukti berupa video dan foto syur.

Pasal 1 UU Pornografi menyebutkan, bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Sedangkan ancaman pidana terhadap pelanggar, diatur dalam Pasal 45 ayat (1) UU 19/2016 yang berbunyi, ‘Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana penjara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp. 1 miliar.

Kepolisian dinilai sergap menangani kasus pornografi yang melibatkan artis, mengingat mereka adalah tokoh publik yang mudah menjadi acuan, terutama di kalangan kaum muda. Bagaimanapun pornografi itu berbahaya. Ia ibarat pantai yang mempesona. Tapi jangan lupa, di dunia ini terdapat sejumlah pantai indah yang menyimpan marabahaya. Air laut yang membelah pantai menggoda anak-anak  bermain di pasir. Tak tahunya pasir yang bercampur tanah liat itu rapuh dan mudah bergeser. Kaki yang melangkah di atas pasir, menciptakan ruang kosong yang kemudian menyedot si anak.  Bobot tubuhnya kemudian membelah dan menciptakan ruang kosong yang membesar dan semakin membenamkannya ke bawah  kemudian mencengkramnya. Musibah itu terkadang berlangsung sangat cepat.   

Pornografi memerangkap orang dengan cara demikian. Awalnya mulai dengan cukup sederhana, hanya 19 detik, mudah diakses. Orang berkata, ah itu mah kecil. Tapi kian lama kian sering, dikit-dikit semakin detil dan menjadi bukit, akhirnya terbentuklah kebiasaan.  

Ted Bundy, seorang pembunuh berantai yang dikenal tampan, cerdas, ramah, sarjana psikologi, dan ahli hukum,  mengakui bahwa kecanduan pornografi merupakan penyebab utama perilaku kejinya terhadap lebih dari 30 korbannya. Menurut Ted, pornografi bisa merenggut dan merusak siapa pun meski dia orang baik, dari latar belakang keluarga baik-baik dan taat beragama. Ted Bundy dieksekusi mati di atas kursi listrik pada 28 Januari 1989 di penjara Florida, AS. 

Kerugian Akibat Pornografi

Menurut hemat penulis, sekurang-kurangnya terdapat 4 dampak merugikan dari pornografi yang perlu kita waspadai bersama. Pertama, kecanduan. Berbagai penelitian membuktikan, bahwa pornografi itu menyebabkan kecanduan. Otak adalah bagian terpenting yang mengendalikan tubuh manusia. Benda seberat  3 pon itu terbentuk dari  sekitar 100 miliar neuron. Ia sangat elastis dan mudah berubah-ubah. Pornografi memicu nafsu birahi akibat meningkatnya zat dopamine yang menciptakan tegangan dan fokus. Pada saat yang sama muncul zat kimia lain yang disebut norepinephrine yang menciptakan kewaspadaan. Ketika terjadi orgasme, muncul zat lain yang disebut Oxytocin/Vassopressin yang menciptakan hubungan (bound) dengan orang atau benda yang menyebabkan timbulnya berahi itu. Tubuh juga menciptakan sat candu (opiates) yang menciptakan euforia bersamaan dengan serotin yang menciptakan ketenangan, rasa senang, dan kepuasan. Selain itu, pornografi menciptakan pula, apa ayang dinamakan  âˆ†FosB, yakni molekul yang membangkitkan rasa tagih plus rasa ingin tahu yang semakin kuat. Otak yang sensitif semakin menuntut asupan pornografi yang lebih sering, lebih dahsyat dan lebih bervariasi. Dampak kerusakannya lebih parah dan permanen pada anak-anak dan remaja yang masih labil.

Kedua, merusak relasi. Hubungan intim menuntut pengorbanan waktu dan energi. Hubungan yang sehat melibatkan pengorbanan dan komitmen jangka panjang. Itu tidak mudah.  Pornografi adalah cara yang murah dan cepat untuk mengelak dari semua tuntutan tersebut dalam rangka mendapatkan perasaan serupa yang diberikan oleh keintiman.  Persoalannya melalui pornografi, seks menjadi sebuah petualangan ingat diri (selfish pursuit) dengan media benda mati (gambar-gambar bergerak). Hubungan seks yang sehat antar-pasangan terancam  hambar ketika si pecandu membandingkan pengalaman nyatanya dengan apa yang tersaji dalam pornografi. Hubungan menjadi semakin dingin manakala totonan yang merangsang itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.

Ketiga, mendukung perdagangan manusia. ‘Every click to a porn website contributes to destroying life’ (BJ.Foster,2020). Setiap klik terhadap situs pornografi menghancurkan kehidupan. Umumnya mereka yang memasuki insdustri pornografi yang menghasilkan $ 12 miliar dolar pertahun itu mengakui, bahwa mereka terpaksa melakukan pekerjaan tersebut.  Linda Lovelace, salah seorang mantan bintang porno mengakui dirinya melakukan pekerjaan yang hina dan merendahkan itu demi uang. Baginya, sangat menyakitkan baik secara fisik maupun mental, ketika orang terpaksa ber-acting melakukan hubungan seks tanpa emosi di depan kamera. Sebagai seorang manusia dirinya selalu ditimpa kesedihan dan keterkucilan. Alkohol dan narkoba akrab dengan kehidupan para bintang porno yang pada akhirnya terjun ke dunia prostitusi. ‘Aku terpaksa memasuki industri pornografi, agar aku dapat membeli narkoba untuk menghilangkan rasa sakitku bekerja sebagai bintang porno; dan terus seperti itu,’ ungkap Linda. Lima puluh persen merupakan korban perdagangan manusia.

Keempat, ancaman terhadap generasi muda. Sebuah penelitian mengemukakan, 85 persen remaja pria, dan separuh remaja perempuan di seluruh dunia rutin mengakses pornografi. Semakin dini usia seseorang mengakses pornografi, semakin sulit baginya untuk melepaskan diri. Anak-anak itu belajar seks dan seksualitas dari dari pornografi. Sebuah informasi yang sangat tak sehat dan berimbang, karena hanya mengeksploitasi hubungan biologis yang mekanis. Para remaja itu kemudian saling berkiriman gambar dan video porno, bahkan ada yang terlibat hubungan seks pada usia tujuh tahun. Mereka melakukan hal itu ketika otaknya tengah berkembang dan belum memahami akibat jangka panjang dari perbuatan mereka. Pornografi dapat melemahkan kemampuan generasi muda untuk membangun hubungan intim yang sehat.  

Kesimpulan

Kita telah melihat bagaimana pornografi mengancam generasi muda dengan merusak pandangan mereka tentang seks, cinta, dan hubungan intim yang sehat. Itulah mengapa pihak berwenang mengambil sikap tegas terhadap perkara ini. Adanya internet dan begitu banyak peralatan elektronik , baik di dalam maupun di luar rumah, menunjukkan bahaya pornografi menjadi sebegitu dekat dengan kita.

Seorang guru berkata, pornografi itu sudah ibarat laut yang ganas. Kita tak bisa melarang anak-anak untuk bermain ke laut. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka adalah dengan melatih mereka untuk berenang.

Mengambil sikap waspada dan protektif saja tidak cukup. Karena mereka akan selalu terpapar pornografi. Salah satu cara ampuh adalah dengan terang-terangan menjelaskan sisi buruk dari pornografi dan berbagai bahaya yang diakibatkanya. Bahwa hubungan kelamin di luar konteks adalah salah dan di luar maksud Pencipta. Bahwa, pornografi tidak memberi apa-apa tapi mengambil segalanya.     

Bahwa sebuah kehidupan yang utuh dan produktif hanya bisa ditemukan dalam hubungan yang sehat di mana orang bisa berbagi pengalaman. Hubungan semacam itu dibangun di atas kenyataan, bukan fantasi. Pornografi menggoda kita untuk hidup dalam dunia fantasi. Semakin lama orang menghabiskan waktu di dunia fantasi, akan semakin terkucil dirinya dari kenyataan dan ia pun dibayangi oleh perasaan bersalah. Orang dengan watak yang tangguh adalah mereka yang berdiri kokoh di atas kenyataan. **

John de Santo

Dosen ASMI Santa Maria; Pengasuh Rumah Belajar Bhinneka