Siswa dan Mahasiswa lebih Berisiko Terkena Covid-19
PANDEMI Covid-19 yang pertama kali terjadi di Wuhan, China sekarang sudah menyebar ke berbagai negara dan daerah kehususnya di Indonesia. Penyakit Covid -19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus yang menganggu sistem pernafasan dan mengganggu sistem imun tubuh. Penyebaran Covid -19 pada awalnya melalui droplet dari penderita yang dapat menular ke orang lain di sekitarnya. Akan tetapi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa Covid -19 dapat menyebar melalui kontak fisik terhadap barang-barang di sekitar dan bahkan dapat menyebar di udara berdasarkan penelitian dari Zhang (2020). Gejala dari Covid -19 meliputi demam, batuk kering, kelelahan, sesak nafas, sakit tenggorokan. Masa inkubasi dari virus selama 7-14 hari sehingga banyak penderita Covid -19 yang tidak langsung menunjukkan gejala.
Pada umumnya, semua orang berisiko untuk terinfeksi Covid -19 hanya berbeda tingkat risikonya. Risiko seseorang terinfeksi Covid -19 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penyakit yang diderita oleh seseorang khususnya pada orang yang memiliki penyakit gangguan pernafasan seperti asma, TBC (tuberculosis), bronchitis, influenza yang memiliki gejala seperti Covid -19 yaitu sesak nafas dan batuk memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi. Faktor lingkungan yaitu masyarakat yang berada di lingkungan yang banyak melakukan kontak fisik dengan orang lain juga sangat berisiko terinfeksi Covid -19 seperti tenaga medis di rumah sakit, petugas supermarket, aparat pemerintah, polisi, TNI. Faktor usia juga berpengaruh seperti orang yang berusia diatas umur 60 tahun dan balita berisiko tnggi terinfeksi Covid -19 dikarenakan sistem imun atau kekebalan tubuh terhadap virus rendah bahkan pada bayi sistem imun belum berkembang secara signifikan, sehingga rentan terinfeksi jika berada di tempat keramaian. Faktor kebiasaan yaitu kebiasaan seseorang untuk mencuci tangan setelah memgang benda-benda di sekitar ataupun setelah pergi keluar rumah dan kebiasaan menggunakan masker sangat mempengaruhi tingkat risiko seseorang terinfeksi. Jika orang tersebut jarang menggunakan masker dan mencuci tangan ketika berpergian ke luar rumah, maka akan meningkatkan risiko terinfeksi dikarenakan penyebaran virus yang dapat melalui udara dan kontak fisik.
Selain beberapa faktor tersebut tingkat risiko terinfeksi juga dipengaruhi oleh sistem imun dari seseorang. Sistem imun berperan penting terhadap kesehatan dikarenakan jika tubuh terinfeksi oleh bakteri atau virus maka sistem imun akan bekerja untuk mengenali dan melawan infeksi dari bakteri atau virus yang masuk ke tubuh. Sistem imun dari tubuh dipengaruhi oleh sumber nutrisi makanan, pikiran, kebiasaan olahraga. Peningkatan sistem imun dapat melalui konsumsi makanan bergizi, olahraga secara rutin, menjaga pikiran agar tidak mudah stress karena jika stress akan menurunkan nafsu makan dan mematikan sel-sel di tubuh.
Berdasarkan data, di Gianyar terdapat 1 pelajar yang terinfeksi Covid -19 (26/06), di Luwu Utara sebanyak 3 pelajar positif Covid -19 disebabkan melakukan perjalanan ke Pulau Jawa (25/06), di Kota Sukabumi terdapat 6 pelajar yang terinfeksi Covid -19 tanpa gejala (23/06), di Kota Sukabumi terdapat 2 pelajar yang positif Covid -19 (27/04), di Sukabumi terdapat 300 siswa Sekolah Perwira Polisi Positif Covid -19 setelah rapid test (2/04), di Sukabumi terdapat 300 siswa Setukpa yang positif Covid -19 setelah rapid test (1/04).
Sedangkan di negara lain juga terdapat kasus pelajar yang terinfeksi Covid -19 setelah dibuka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu di Korea Selatan terdapat 2 siswa yang positif Covid -19 setelah pembukaan sekolah (20/05) dan di Perancis terdapat 70 kasus positif Covid -19 pada staf dan siswa sekolah pada minggu pertama siswa kembali ke sekolah (18/05).
Berdasarkan kasus siswa sekolah dan mahasiswa yang terinfeksi Covid -19 menandakan bahwa siswa sekolah dan mahasiswa lebih beresiko dikarenakan sistem imun pada siswa sekolah yang masih rendah dibandingkan pada orang dewasa sehingga rentan terinfeksi virus yang dibawa oleh orang tua setelah bekerja dan ketika siswa sekolah pergi ke tempat umum yang ramai. Pada siswa yang di sekolah asrama juga sangat rentan terinfeksi dikarenakan sering melakukan kontak fisik dan kurangnya kesadaran untuk menjaga jarak terhadap orang lain.
Pada mahasiswa juga lebih berisiko terkena Covid -19 karena melakukan perjalanan ke luar daerah atau provinsi yang dapat membawa virus Covid -19, mahasiswa membawa virus tanpa menimbulkan gejala sehingga lebih berbahaya. Selain itu, sistem pendidikan yang dilakukan secara daring meningkatkan stress pada mahasiswa dan siswa sekolah dikarenakan banyaknya tugas, ujian, dan waktu pengumpulan tugas yang sebentar. Tekanan stress tersebut dapat mempengaruhi sistem imun berupa penuranan kekebalan tubuh karena nafsu makan menurun, badan terasa lelah, sulit tidur. Oleh karena itu, siswa sekolah dan mahasiswa harus memperkuat mental selama pembelajaran daring agar tidak mudah stress dan harus mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker ketika berpergian ke luar rumah, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain. Hal ini untuk mengurangi risiko terinfeksi Covid -19 pada siswa sekolah dan mahasiswa. *
Fransiska Thea Setyaratri
Mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW Yogyakarta