Menerima Alat dari JNE, Rumah Abon Siap Menambah Kapasitas Produksi

Menerima Alat dari JNE, Rumah Abon Siap Menambah Kapasitas Produksi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Salah satu perusahaan ekspedisi terbesar di Indonesia JNE, menggulirkan program pemberdayaan ekonomi untuk Rumah Abon di Kampung Warungboto Yogyakarta.

Pemberdayaan dilakukan bekerja sama dengan Rumah Zakat sebagai implementator. Rumah Abon tersebut adalah sentra produksi abon, khususnya produk abon nabati yang menggunakan bahan baku kluwih dan nangka muda.

Serah terima bantuan dilakukan di sentra produksi Rumah Abon Jalan Veteran No 97 Warungboto Yogyakarta, Selasa (14/4/2022). JNE Yogyakarta menyerahkan bantuan finansial untuk pembelian alat-alat produksi abon.

Warnitis selaku Branch Manager Rumah Zakat Yogyakarta menyebutkan, selama ini produksi rumah abon yang dikerjakan oleh ibu-ibu warga sekitar Kalurahan Giwangan ini masih menggunakan peralatan konvensional.

Hal ini menyebabkan pengerjaan abon menjadi memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar empat hari untuk sekali produksi. Dengan adanya bantuan alat khususnya mesin spinner yang digunakan untuk mengeringkan bahan baku abon, proses produksi bisa lebih cepat dengan kapasitas lebih besar.

Head Regional Jateng-DIY, Marsudi, menyampaikan JNE bahagia sekali dapat memberikan bantuan nyata bagi UKM di Kota Yogyakarta khususnya Rumah Abon yang letaknya satu kecamatan dengan JNE Yogyakarta.

“Artinya kita harus turut memberikan dukungan penuh kepada UKM di lingkungan sekitar kita demi kemajuan ekosistem bisnis di setiap daerah,” ujar Marsudi.

Kepala Cabang JNE Yogyakarta, Adi Subagyo,  menambahkan JNE Yogyakarta tidak sekadar memberikan bantuan alat pendukung produksi, namun juga memberikan fasilitas pengiriman bagi Rumah Abon. Yaitu layanan jemput paket, monitoring hingga diskon ongkir untuk turut menggerakkan pemasaran online abon kluwih ini.

Rumah Abon, merupakan salah satu dari jenis pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal yang dikembangkan di lebih dari 1.000 Desa Berdaya binaan Rumah Zakat di Indonesia.

Dengan pendekatan pengembangan potensi lokal, pembangunan wilayah dapat berkembang dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang terdapat di wilayahnya masing-masing.

Program Rumah Abon ini, kata Warnitis, menjadi jawaban dari melimpahnya bahan baku lokal berupa buah kluwih. Pohon kluwih banyak tumbuh di kawasan bantaran Sungai Gajah Wong di Kelurahan Giwangan. Mengangkat potensi lokal, Rumah Abon berupaya menjadi produk khas wilayah Giwangan pada khususnya dan Jogja pada umumnya dengan Produk Abon Nabati sebagai unggulannya.

Berkolaborasi dengan Kawasan Wisata Bendung Lepen yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) setempat, Abon Nabati menjadi buah tangan khas yang bisa dibeli oleh pengunjung di gerai Abon Nabati yang ada di sekitar Bendung Lepen.

“Melalui Program Pemberdayaan yang berkelanjutan, Rumah Zakat berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup penerima manfaat binaan dengan optimalisasi dana Zakat, Infak/Sedekah serta CSR/sosial lainnya, sehingga kebermanfaatan jangka panjang dan memiliki dampak perbaikan terhadap para penerima,” ungkap Warnitis. (*)