Mencari Butiran Emas di Sungai Luk Ulo Sumber Penghasilan Warga Giritirto Kebumen

Pendulang emas setiap hari bisa lebih dari delapan jam berendam di sungai.

Mencari Butiran Emas di Sungai Luk Ulo Sumber Penghasilan Warga Giritirto Kebumen
Salah satu lokasi mendulang emas di Sungai Luk Ulo Giritirto Kebumen. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Sungai Luk Ulo menjadi tempat belasan warga Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam Kebumen tempat mencari nafkah. Mereka tidak menambang bahan galian golongan C tetapi mendulang sisa sisa debu yang mengandung emas murni.

"Penghasilan di sini Rp 50 ribu sehari," ujar Yono, seorang pendulang emas warga Giritirto kepada koranbernas.id di lokasi pencarian emas, Selasa (16/10/2024).

Penghasilan sebesar itu tidak berarti setiap hari bisa memperoleh debu emas senilai Rp 50 ribu. Setelah mendulang emas berhari hari, baru bisa mendapatkan butiran emas dengan nilai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

"Mendulang emas di sini sudah ada sejak krisis moneter tahun 1998," ujar beberapa warga mengingat awal kegiatan mendulang emas di sungai Luk Ulo.

Sekarang sulit

Kala itu pendulang emas berasal dari luar Kebumen. Setelah ditinggalkan pendulang dari luar Kebumen, warga Giritirto memulai mendulang sendiri. "Sekarang sudah sulit dapat emas," ujar Yono.

Baginya, mendulang emas satu-satunya pekerjaan yang bisa dijalani dan warga menekuninya. Pendulang emas setiap hari bisa lebih dari delapan jam berendam di sungai. Dari mulai mengambil pasir, hingga mendulang dilakoni mereka tiap hari.

"Emas Luk Ulo bisa laku Rp 1 juta-an per gram," ujar Nano, warga yang juga pendulang emas. Meskipun harga emas hasil mendulang nilainya tinggi namun tidak bisa menjadikan mereka berpenghasilan cukup.

Peneliti Ahli Utama Geologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Dr Chusni Anshori ST MT kepada koranbernas.id, Rabu (16/10/2024),  menjelaskan, emas (Au/Aurum) di hulu Sungai Luk Ulo di Kebumen memang ada.

Terkumpul perlahan

Terutama sebagai endapan placer atau sedimentasi Au sebagai hasil pelapukan batuan sumbernya. Karena proses konsentrasi Au dalam waktu lama di dalam sedimen sungai maka terkumpul secara perlahan.

Jika endapan endapan sungainya berbentuk pasir sudah susah mendapatkan Au-nya. "Semakin susah dan tidak ekonomis," kata Chusni.

Sumber batuan emas terdapat pada batuan-batuan kelompok komplek melange, namun juga tidak banyak kandungannya. Proses pelapukan, transportasi, sedimentasi batuan sumber Au dalam waktu yang lama baru menghasilkan konsentrat Au yang ekonomis. (*)